Pesan Rahbar

Home » » Trump Memperluas Larangan Masuk Muslim, Bukan Mencabutnya

Trump Memperluas Larangan Masuk Muslim, Bukan Mencabutnya

Written By Unknown on Tuesday, 26 July 2016 | 18:34:00


Kandidat resmi untuk pemilu presiden Amerika Serikat, Donald Trump tidak mengubah pikirannya soal larangan Muslim di AS. Dalam perkembangan terbaru, ia malah memperluas larangan tersebut.

Sebelumnya dalam pidato di Partai Republik Trump menegaskan soal larangan imigran masuk ke AS. "Negara ini harus segera menghentikan imigrasi dari negara mana pun yang terkait terorisme," kata Trump.

Memang ia tidak menyebut Muslim. Banyak orang mengira Trump sudah melunak. Karena mendapat tekanan dari sekutu-sekutu utamanya, termasuk pasangan wakil presiden agar lebih hati-hati dalam menyinggung Muslim.

Namun saat wawancara dengan Chuck Todd dalam Meet the Press NBC, Trump menegaskan ucapannya dan tak mencabut soal larangan itu. "Saya kira itu bukan berjalan mundur. Pada faktanya, boleh dibilang sebuah ekspansi," ujar Trump menegaskan.

"Orang-orang marah ketika saya menyebut Muslim, jadi saya tidak masalah tidak mengatakan itu. Tapi ingat, sekarang saya menyasar teritorial daripada sekedar Muslim," kata Trump.

Trump melarang Muslim di seluruh dunia untuk masuk negaranya sejak insiden Desember. Pascaserangan di San Bernardino, Trump menyeru agar otoritas menghentikan sepenuhnya gelombang Muslim memasuki AS.

Pernyataan itu masih terpampang di situs kampanye miliarder asal New York tersebut. Posisi ini membuat Trump jadi calon paling kontroversial. Hal ini pula yang membuat pejabat-pejabat kunci menolak mendukung kampanye Trump.

Setelah jadi nominasi, ia tampak melunak. Pada Mei, Trump menyebut larangan Muslim itu hanya saran dan ia terbuka pada ide lain. Pada Juni setelah serangan di klub malam gay Orlando, Trump kembali berkomentar, kali ini tanpa menyebut Muslim.

"Larang orang tertentu dari tempat dengan terorisme terburuk di dunia, Anda tahu dimana," kata Trump saat itu. Ia melebarkan tuduhannya tidak hanya pada kelompok tertentu.

Masih di bulan yang sama saat Trump berkunjung ke Skotlandia, reporter bertanya apakah orang Skotlandia boleh masuk AS. Saat itu ia menjawab tidak masalah. Namun kemudian Juru bicara Hope Hicks mengatakan Trump akan melarang Muslim Skotlandia atau negara damai lain yang berisiko terkait terorisme.

Saat ini, sebagian besar sekutu Trump ingin dia tidak lagi berpikir soal larangan berdasarkan agama. Gubernur Indiana, Mike Pence yang juga pasangan Trump mengkritik proposal asli Trump tersebut.

Dalam Meet the Press pada Sabtu, Trump mengatakan larangannya sesuai dengan konstitusi AS karena ada ide untuk menjaga keamanan. "Saya mencintai konstitusi kita, saya menghargainya. Kita akan membuat larangan ini untuk wilayah," katanya.

Todd mendesak Trump dengan bertanya soal Jerman dan Prancis. Menurutnya, kedua negara Eropa itu sedang berhadapan dengan masalah terorisme. "Apakah Anda akan melarang penduduk dari dua negara ini juga?," kata Todd. Trump menghindar dari menjawab pertanyaan itu.

Selama wawancara, ia juga diminta menjelaskan pernyataannya soal NATO di New York Times. Trump mengatakan jika negara sekutu diserang, AS mungkin tidak akan membela. Pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnel mengatakan komentar itu sangat bermasalah.

Trump kemudian berkomentar bahwa McConnell 100 persen salah. Menurutnya sebagai presiden ia akan meminta negara NATO untuk membantu membayar pertahanan mereka sendiri. "Maksud saya, mereka harus bayar," kata Trump.

(NBC/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: