Pada hakikatnya hadits “silsilah emas” yaitu hadits yang para perawinya ialah Imam makshum as merupakan tafsir tauhid yang hakiki.
Hujjatul Islam Sayid Ali Ridha Abadi, saat bertemu dengan para pelayan haram Imam Ridha as mengatakan bahwa hadirnya para pelayan haram Imam Ali Ridha as ke beberapa kota dalam beberapa tahun belakangan ini merupakan langkah yang sangat positif.
Beliau juga menambahkan, sayangnya, karena kurangnya kesempatan yang kita dapatkan, dimana hal ini menyebabkan pesan Ahlul Bayt as yang juga pesan dari Rasulullah saww dan hakikat tauhid yang sebenarnya.
Lebih lanjut wakil wali faqih mengisyaratkan tentang hadits “silsilah emas” ini adalah hadits yang pada hakikatnya merupakan tafsir “Laa Ilaha Illallah” dan tafsiran tauhid yang hakiki.
Pada dasarnya tauhid bukanlah lafazh dan teori semata, akan tetapi tauhid ialah sebuah hakikat yang dapat mencakup semua aspek kehidupan manusia, dengan begitu kalimat tauhid harus selalu dalam perbuatan.
Menurut Hujjatul Islam Abadi, mereka yang mengikuti hawa nafsunya maka akan kehilangan seluruh nilai-nilai kehidupannya.
Wakil wali faqih di provinsi Khurasan Selatan ini juga menekankan bahwa barang siapa yang mengikuti kezhaliman maka ia tidak akan pernah bisa mencapai keadilan, dan setelah melalui masa selama 1400 Tahun, saat situasinya semakin maju yang mana orang-orang memiliki harapan atas kemunculan Imam Zaman afs, karena satu-satunya ideologi yang terpilih di dunia ini adalah Islam yang murni, pungkas Hujjatul Islam Sayid Ali Ridha Abadi.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email