Di masa silam, Jabir ibn Haiyan, murid Imam Ja’far ash-Sadiq (juga pernah menjadi guru dari Imam Hanafi dan Imam Malik — Penerjemah), telah diakui dunia sebagai “Bapak Ilmu Kimia”. Pengaruhnya dalam perkembangan ilmu kimia Barat sangat besar dan berakar. Ratusan karyanya masih lestari; dan tentang dia, Sayyid Hibbat-ud-Din Syahristani Kadhemain — seorang Menteri Pendidikan Irak di era kekuasaan sebelum Saddam Husein — menulis: “Saya telah melihat 50 karya kuno Jabir ibn Haiyan yang semuanya didedikasikan untuk gurunya, Imam Ja’far. Lebih 500 karyanya telah dicetak dan sebagian bisa didapatkan di antara literatur-literatur bernilai tinggi yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Paris dan Berlin. Di kalangan kaum terpelajar Eropa, Jabir diberi julukan penghormatan: ‘Profesor Bijak’, dan telah diatributkan kepadanya untuk penemuan 19 unsur kimia dengan berat jenis serta sifat-sifat lainnya. Jabir mengatakan bahwa semua itu dapat dilacak pada partikel dasar sederhana yang tersusun dari muatan listrik dan atom (unit materi terkecil yang tak dapat dibagi). Ini sangat mendekati teori atom modern”.
Pencampuran atau pemaduan materi-materi berwarna, ekstraksi mineral dan logam, pembuatan baja, dan penyamakan kulit merupakan sebagian dari teknik-teknik industri yang pertama kali dipelopori oleh para ilmuwan Muslim. Misalnya saja, mereka memproduksi asam nitrat, asam sulfur, gliserin nitrat, asam hidrokhlorik, kalium (potassium), aqua ammonia, sal ammoniac, nitrat perak, khlorida sulfur, kalium nitrat, alkohol, alkali (nama “alkohol” dan “alkali” masih tetap dipertahankan dari nama Arab-nya), orpiment [trisulfida arsenik berwarna kuning. Nama arsenik diambil dari bahasa Persia “zar” = gold (emas), dengan kata sifat “zarnî” = golden, yang kemudian di-Arab-kan dengan kata depan “al” sehingga menjadi “al-zernî” (dilafalkan “azzerni”)].
Kemudian, istilah ini diadobsi dalam bahasa Yunani menjadi “arsenikon” yang berarti “jantan”, karena warna emas dianggap memiliki hubungan dengan matahari sebagai simbol kejantanan]. Satu lagi, “borax” juga diambil dari kata Arab “bûraq”.
Terakhir, teknik distilasi, evaporasi, sublimasi, dan penggunaan sodium, karbon, potassium carbonate, khlorida, dan ammonium, semuanya sangat lazim digunakan pada masa kekuasaan para khalifah Abbasiah (pernah berkuasa di Spanyol — Pen).
(Jurnal-Parlemen-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email