Menurut anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, krisis Suriah tidak akan tuntas selama bantuan logistik ISIS tidak diputus.
“Solusi untuk krisis Suriah tidak mungkin tercapai selama bantuan logistik yang disalurkan oleh negara-negara Timur Tengah untuk ISIS tidak diputus,” begitu tegas Muhammad Ja‘far Jamali, anggota Dewan Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, kepada wartawan Shabestan, ketika menanggapi kesepakatan Rusia dan Amerika untuk menggelar gencatan senjata di Suriah.
Jamali menegaskan, “Sebelum ini, kita banyak melihat gencatan-gencatan senjata semacam ini untuk menyalurkan bantuan-bantuan kepada rakyat Suriah. Akan tetapi, kelompok-kelompok takfiri menyalahgunakan gencatan-gencatan senjata ini dan mencuri kesempatan untuk membantai rakyat sipil Suriah yang tak berdosa.”
Jamali menekankan, “Sebelum ini kita menerima gencatan senjata tersebut dengan syarat ada jaminan cukup bahwa keamanan jiwa rakyat Suriah dijamin.”
Menurut Jamali, bukan hanya Rusia dan Amerika yang memiliki pengaruh dalam krisis Suriah ini. Masih banyak pemain penting lain di negara ini yang harus dilibatkan.
Sehubungan dengan isu masa transisi yang diperbincangkan dalam perundingan perdamaian Suriah, Jamali menandaskan, “Dalam perundingan Jenewa II kita sudah pernah mengalami masalah ini. Tapi kita juga harus perhatikan bahwa bukan hanya para oposisi dan basyar Asad yang diterima dalam masalah ini. Basyar Asad harus eksis dalam program transisi ini.”
Anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran itu menukaskan, “Setiap kali Pemerintah Suriah memperoleh keberhasilan, pasti banyak usaha dikerahkan untuk menghentikan keberhasilan tersebut. Perundingan juga mungkin termasuk dalam lahan ini.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email