Seorang ahli masalah Timur Tengah menekankan supaya gencatan senjata baru Amerika dan Rusia mengulangi nasib Khan Tuman.
“Gencatan senjata baru yang disepakati Rusia dan Amerika untuk Suriah jangan sampai mengulangi pengalaman Khan Tuman untuk memperbaharui kekuatan kelompok-kelompok teroris,” ujar Hasan Bahesytipur, ahli masalah Timur Tengah, dalam wawancara dengan wartawan Shabestan hari ini ketika menanggapi kesepakatan Amerika dan Rusia untuk gencatan senjata selama 48 jam.
Menurut Bahesytipur, semua ini tergantung bagaimana gencatan senjata tersebut dilaksanakan. Menurut rencana, selama 48 jam gencatan senjata ini, bantuan makanan dan obat-obatan dikirimkan untuk daerah-daerah yang dikepung kelompok-kelompok teroris.
Bahesytipur menekankan, “Apabila kesepakatan ini mengulangi peristiwa Khan Tuman dan kelompok-kelompok teroris kembali bisa memperharui kekuatan, tentu hal itu sangat merugikan rakyat Suriah. Seperti ditegaskan oleh PBB, selama 48 jam ini bantuan makanan harus diterima oleh rakyat yang terkepung.”
Ketika menanggapi kesepakatan Rusia dan Amerika untuk membentuk sebuah pemerintahan baru di Suriah, Bahesytipur menegaskan, “Masa depan perdamaian di Suriah berada di tangan rakyat Suriah. Amerika dan Rusia tidak bisa mengambil keputusan sepihak tentang masalah ini. Kedua negara ini harus mencegah gerak kelompok-kelompok teroris sehingga rakyat Suriah bisa mengambil keputusan untuk masa depan mereka dengan perdamaian dan stabilitas.”
“Dengan berpartisipasi dalam pemilu, rakyat Suriah harus mengambil keputusan untuk masa depan mereka sendiri,” tandas Bahesytipu.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email