Pemerintah Jerman tampaknya bakal melarang penggunaan cadar (burka, niqab) yang dikenakan perempuan Muslim untuk menutupi seluruh wajah mereka. Larangan ini adalah buntut dari sejumlah serangan teror di Jerman yang diduga memiliki kaitan dengan umat Islam.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, baru-baru ini bahkan dipaksa agar melarang penggunaan cadar oleh jajaran partainya. Bahkan, salah satu menterinya meminta supaya pemakaian atribut atau pakaian Islam segera dilarang di seluruh Jerman.
Sebagai protes, Wakil Menteri Keuangan Jens Spahn dan anggota senior Partai Persatuan Kristen Demokratis telah mendeklarasikan anticadar (burkaphobe).
"Larangan penggunaan cadar (niqab dan burka) sudah terlambat. Saya tidak ingin melihat cadar di negara ini (Jerman). Dalam hal ini saya burkaphobe," ujar Spahn, sebagaimana dilansir Express, Senin (1/7/2016).
Komentar itu muncul setelah ribuan warga Jerman turun ke jalan karena marah dengan kebijakan imigrasi Kanselir Jerman. Larangan ini disampaikan saat mereka melakukan wawancara dengan surat kabar Die Welt.
Tensi di Jerman semakin meningkat akibat kebijakan imigrasi besar-besaran, lalu lima teror dalam dua pekan terakhir. Lebih dari satu juta pengungsi datang ke Jerman pada tahun lalu yang sebagian besar berasal dari Afghanistan, Suriah dan Irak.
Sebelum ini, sejumlah negara Eropa telah mengumumkan larangan penuh atau parsial terhadap penggunaan cadar, dan Prancis menjadi negara Eropa pertama yang melarang cadar pada 2011. Belgia, Belanda, dan sejumlah wilayah di Swiss dan Italia telah mengikuti langkah tersebut.
(Express/Okezone/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email