Imam Jawad as Cahaya yang Bersinar

“kelak sepeninggalku nanti, puteraku Muhammad Taqi as yang akan menjadi Imam pengikut Syi’ah”.

Dalam ritual pembacaan doa kumayl di Masjid Jamkaran yang juga bertepatan dengan hari syhadahnya Imam Jawad as, Hujjatul Islam Bunyadi mengatakan bahwa meneganl sejarah Islam dan Ahlul Bayt as merupakan kewajiban bagi setiap muslim, yang juga memiliki pengaruh bagi kehidupan mereka juga terdapat.

Imam Jawad as lahir pada tahun 195 H di kota Madinah, dan pada tahun 220 H beliau merennguk kesyahidan, beliau di usianya yang ke-8 tahun mencapai derajat Imamah, yang hal ini juga merupakan salah satu syubhat yang banyak dipertanyakan.

Imam Ridha as mengetahui bahwa suatu saat nanti hal ini akan dipertanyakan, saat menjawab pertanyaan dari seseorang, yang bertanya mengenai siapa Imam sepeninggal beliau, beliau as mengatakan “kelak sepeninggalku nanti, puteraku Muhammad Taqi as yang akan menjadi Imam pengikut Syi’ah”, Imam Jawad as yang saat itu masih berusia 3 tahun, dan setelah mendengar jawaban Imam Ridha as, orang itu terkejut sambil mengatakan : anak ini yang akan menjadi Imam ?!

Imam Ridha as kemudian berkata “Nabi Isa as sejak masih dalam buaian ibunya ia sudah diangkat menjadi Nabi, kemudian Imam as berkata “dalam menentukan Imam, usia bukanlah tolak ukurakan tetapi nash Ahlul Bayt as dan keilmuan Imam tersebut yang menjadi tolak ukurnya”.

Mukjizat tertinggi dalam wujudnya para nabi dan auliya ilahi ialah mereka mampu untuk memberi hidayah kepada masyarakat, dan Imam Jawad as memiliki hal ini, sebagaimana dalam doa ziarah beliau disebutkan “salam atasmu wahai cahaya yang bersinar, pungkas Hujjatul Islam Bunyadi.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)