Pesan Rahbar

Home » » Diduga Mata-mata, Belasan Prajurit ISIS Direndam Cairan Asam

Diduga Mata-mata, Belasan Prajurit ISIS Direndam Cairan Asam

Written By Unknown on Thursday, 9 June 2016 | 21:42:00

ISIS gelar eksekusi terbuka tawanan mereka di Suriah. (Foto: dailymail.co.uk)

Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengeksekusi mati belasan anggotanya. Mereka dicurigai menjadi mata-mata bagi Koalisi Militer Barat.

Eksekusi dilakukan secara rutin saban pekan beberapa bulan terakhir, rata-rata dilakukan secara sadis. Metode paling mengerikan yang dipakai menyiksa para terduga mata-mata itu adalah direndam dalam sebuah tong berisi cairan asam. Alhasil, korban hanya tersisa tulang belulangnya saja.

International Business Times melaporkan, Rabu (8/6), adanya eksekusi dan operasi pembersihan internal ini dilaporkan oleh beberapa sumber intelijen Barat. Pegiat HAM Suriah, Rami Abdurahman, menyatakan mulai ada perpecahan dalam tubuh militan Khilafah terutama setelah Rusia ikut menggempur markas mereka di Suriah.

ISIS mencurigai ada mata-mata setelah operasi pemboman oleh Amerika Serikat berhasil membunuh banyak petinggi mereka. Omar al-Shashani, Abu Wahib, Abu Hayjaa al-Tunsi, hingga Abu Al al-Anbari yang mengelola pemerintahan Khilafah tewas akibat serangan drone.

"Sekarang terasa sekali cuma sedikit perwira ISIS berani meninggalkan pos mereka di Irak untuk memantau garis depan pertempuran di Suriah karena takut diserang drone," kata Bebars al-Talawy, aktivis anti-ISIS di Suriah.

Kepanikan petinggi ISIS semakin terasa, setelah muncul laporan delapan perwira dipanggil ke Kota Mosul - markas pusat para militan - seusai Al Anbari tewas. Anbari adalah Menteri Keuangan Khilafah, yang selama ini mengatur penjualan minyak-minyak jarahan.

Delapan perwira itu dituding menjual informasi soal keberadaan menteri-menteri ISIS kepada intelijen Barat. Setelah ditahan tiga bulan lalu, diduga delapan perwira itu segera dieksekusi.

Kondisi keuangan ISIS juga dilaporkan memburuk, memaksa prajurit kelas bawah desersi atau menjual informasi pada intel musuh. Gaji bulanan yang dulu relatif tinggi sekarang merosot.

Di masa jayanya, ISIS memperoleh pendapatan tahunan hingga USD 2,9 miliar hanya dari penjualan minyak. Dana sebesar itu cukup untuk membeli senjata, amunisi, serta menggaji militan dari Baitul Mal yang terpusat di Kota Mosul.

Belakangan, serangan intensif koalisi Barat dipimpin Amerika Serikat - serta keterlibatan Rusia membantu Presiden Bashar al-Assad - mempersempit ruang manuver ISIS. Provinsi Homs, misalnya, kini sudah direbut kembali militer Suriah.

Kementerian Pertahanan AS menaksir perolehan dana pejuang khilafah hanya di kisaran USD 56 juta per bulan.

(Daily-Mail/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: