Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak segan-segan memperlakukan para tahanan perempuan mereka sebagai budak seks. Bukan itu saja, mereka juga memperjual belikan para budak seks itu di kalangan anggota.
Agustus tahun lalu, PBB mendapatkan salinan dokumen berisi daftar harga budak seks ISIS. Para militan itu membuat harga USD 165 bagi anak-anak usia 1-9 tahun, remaja USD 124, dan perempuan di atas 40 tahun USD 41.
Mereka kebanyakan adalah warga minoritas etnis Yazidi di sebelah utara Irak yang diserbu ISIS di kawasan Pegunungan Sinjar Agustus dua tahun lalu. ISIS menculik wanita dan anak-anak. Beberapa perempuan yang berhasil kabur melarikan diri setelah ditawan ISIS mengungkapkan kisah kekejian yang mereka alami.
1. ISIS telanjangi gadis perawan cantik buat dijual di pasar budak
Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kekerasan Seksual dan Konflik di Suriah Zainab Bangura mengatakan, kelompok militan Negra Islam Irak dan Suriah (ISIS) menangkap gadis-gadis perawan cantik di desa-desa untuk dijual ke penawar tertinggi di pasar budak di Kota Raqqa, Suriah.
Setelah menyerang suatu desa, anggota ISIS kemudian menelanjangi para gadis cantik untuk dites keperawanan dan dinilai tubuhnya lalu mengirim mereka ke pelelangan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/5).
Bangura mendapat informasi itu dari pengakuan para gadis etnis Yazidi di Irak, Suriah, Turki, Libanon, dan Yordania.
Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch (HRW) melaporkan, ISIS melancarkan kejahatan seksual sistematis terhadap kaum perempuan Yazidi pada Agustus tahun lalu setelah menculik 200 gadis mereka dari sebelah utara Irak.
Gadis-gadis cantik itu pertama ditawarkan ke para pemimpin kelompok ISIS lalu kepada para pembantunya baru kemudian ke anggota biasa.
Para pembeli biasanya membawa tiga atau empat gadis dan menahan mereka selama beberapa bulan hingga mereka bosan lalu menjualnya lagi.
"Kami mendengar cerita seorang gadis yang sudah dijual sebanyak 22 kali. Seorang pemimpin ISIS menulis nama dia di tangan gadis itu untuk menunjukkan dia adalah miliknya," kata Bangura.
ISIS juga melarang para gadis itu memakai baju bercadar karena mereka kerap memakai kain cadar itu sebagai alat untuk gantung diri.
Bangura juga menceritakan tentang seorang gadis yang dibakar hidup-hidup karena menolak gaya berhubungan seks ekstrem buat melayani nafsu syahwat para militan.
2. Prajurit ISIS paksa budak seks aborsi agar selalu bisa diperkosa
Keengganan banyak prajurit Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) menggunakan kondom saat memerkosa budak seks menimbulkan masalah. Budak seks dari kalangan perempuan etnis Yazidi itu seringkali hamil sehingga tak bisa disetubuhi.
Alhasil, para budak seks itu dipaksa menggunakan alat-alat kontrasepsi. Informasi ini disampaikan belasan wanita penyintas Yazidi yang berhasil kabur dari lokasi penyekapan para militan di utara Irak, akhir bulan lalu.
"Saat ini kontrasepsi untuk seks oral maupun metode suntik terhadap para budak seks diterapkan rutin oleh militan," seperti dilaporkan Channel News Asia, Minggu (13/3).
Sedangkan dari laporan surat kabar the New York Times pertengahan pekan ini, para perempuan yang disekap ISIS juga diwajibkan menggugurkan kandungan jika ketahuan hamil. Budak seks di mata para militan khilafah hanya berguna saat bisa disetubuhi ramai-ramai. "Praktik aborsi itu dirasakan hampir semua perempuan yang disekap," tulis New York Times.
PBB mencatat setidaknya lebih dari 5 ribu perempuan Yazidi menjadi korban penculikan ISIS. Nyaris semuanya berakhir menjadi budak seks para prajurit khilafah, dengan cara diperjualbelikan di pasar. Hingga awal tahun ini, baru 2 ribu wanita Yazidi berhasil kabur dari penyiksaan dan penghinaan bertubi-tubi tersebut.
Prajurit ISIS didoktrin untuk tidak menganggap warga Yazidi sebagai manusia. Yazidi adalah etnis di Irak yang mayoritas beragama Nasrani. Warga Yazidi juga memercayai gabungan ajaran Zoroaster serta Islam, sehingga dianggap kafir bidah oleh militan Sunni garis keras.
Para penyintas perbudakan seks oleh ISIS sekarang dirawat oleh klinik-klinik PBB yang berada di kawasan Kurdistan, Irak. Setidaknya ada 700 perempuan yang mengalami trauma karena diperkosa militan. Dari angka itu, lima persennya hamil akibat perbudakan seks ISIS.
3. Ulama ISIS bolehkan militan perkosa budak perempuan
Pasukan elit Amerika Serikat menemukan dokumen berisi aturan hubungan seks antara para militan ISIS dengan budak perempuan mereka.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (29/12), dokumen yang di antaranya berisi 15 aturan berhubungan seks dengan budak perempuan itu ditemukan saat perburuan para pentolan ISIS di Suriah Mei lalu.
Dokumen itu menjadi semacam pembenaran bagi tindakan pemerkosaan yang dilakukan militan ISIS terhadap tawanan perempuan.
Kantor berita Reuters mengungkap sebagian isi dokumen yang belum pernah dipublikasikan itu kemarin.
Di antara daftar fatwa dari ulama ISIS itu ada yang menyatakan seorang ayah dan putra mereka dilarang menyetubuhi budak perempuan yang sama. Seorang militan juga dikatakan boleh berhubungan seks dengan tawanan ibu dan putri mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah kelompok pembela hak asasi sebelumnya menuding ISIS mengadakan penculikan sistematis dan memerkosa ribuan perempuan dari mulai bocah berumur 12 tahun, terutama dari etnis Yazidi di sebelah utara Irak.
Pada April lalu Lembaga hak asasi Human Rights Watch mewawancarai 20 perempuan yang berhasil kabur dari tawanan ISIS. Mereka semua mengaku telah diperkosa oleh militan ISIS. Dari pengakuan mereka juga terungkap ISIS kerap memisahkan tawanan mereka menjadi beberapa kelompok, yakni gadis muda, perempuan tua, anak laki-laki dan pria dewasa.
Para tawanan itu kemudian disebarkan ke berbagai wilayah kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah untuk dijual atau diberikan sebagai hadiah. Kaum perempuan itu kemudian jadi korban pemerkosaan atau kekerasan seksual.
4. Gabung ISIS niatnya jihad, dua gadis ini malah dihamili
Tak sedikit perempuan dari seluruh penjuru bumi ingin bergabung dengan gerakan radikal Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Sempat diberitakan pula, kaum wanita kebanyakan direkrut menjadi budak seks para militan.
Entah tahu atau tidak terhadap risiko diperlakukan seperti itu, dua remaja asal Austria ini tetap nekat kabur dari rumah berbekal niat menegakkan khilafah.
Samra Kesinovic (17 tahun) dan Sabina Selimovic (15 tahun), sama-sama belum dewasa, sejak April lalu meninggalkan Kota Wina, menuju Kota Rakka, sebelah utara Suriah.
Belakangan, dua remaja itu menelepon keluarga masing-masing. Mereka mengaku sudah muak, karena setelah gabung ISIS melulu disetubuhi. Dari laporan intelijen Austria, mereka mengaku dipaksa menikahi beberapa pejuang asal Chechnya yang datang membantu ISIS. Dua sahabat ini hamil berbarengan.
"Lewat sambungan telepon kepada keluarganya, mereka mengaku tidak tahan lagi, mereka ingin pulang," kata sumber surat kabar Austria Oesterreich, seperti dilansir the Daily Mail, Sabtu (11/10).
Adapun, pemerintah Austria menolak permohonan pulang ini. Dua gadis itu dianggap sudah tahu risiko bergabung organisasi teror. "Sudah terlambat, mereka sendiri yang dulu pergi dan melepas status kewarganegaraannya," kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Austria, Karl-Heinz Grundboeck.
Samra dan Sabina awalnya cuma remaja keturunan muslim Bosnia biasa. Tapi sejak awal 2014, dua sahabat itu sering mendatangi sebuah masjid di Kota Wina. Teman-teman sekolah mengaku melihat keduanya kerap bergaul dengan pemuda keturunan Chechnya.
Anggota keluarga tak disebut namanya membenarkan Samra dan Sabina tertarik dengan ide jihad ala militan di Irak. Setelah minggat dari rumah, mereka meninggalkan catatan kertas: "Jangan cari kami, kami ingin mati di jalan Allah."
Mereka bagian dari 130 warga Austria yang sejak awal tahun ini diam-diam jadi anggota ISIS.
Sesampainya di Suriah, Samra dan Sabina diduga jadi humas ISIS. Mereka diminta rekaman video berisi propaganda mengajak muslimah dari pelbagai belahan dunia bergabung. Tapi tugas itu, kata seorang anggota intelijen, tak lama diberikan. Beberapa kali syuting, selebihnya mereka cuma jadi budak seks, berbeda dari anggota pria yang ke medan perang.
"Jejaring sosial kedua gadis itu sudah diambil alih oleh anggota ISIS lainnya dan sepenuhnya dipakai buat merekrut perempuan lain agar mau berangkat ke Suriah," kata salah satu polisi di Wina.
5. ISIS jual budak seks lewat Facebook
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan media sosial Facebook buat menjual budak seks kepada sesama anggota militan.
Temuan dari koran the Washington Post itu makin menambah daftar kekejaman dan kekejian ISIS di mata internasional dan semakin membuat para perempuan tawanan ISIS menderita.
Sebuah foto perempuan berusia 18 tahun diunggah ke Facebook oleh militan ISIS bernama Abu Assad Almani. Almani adalah bahasa Arab untuk Jerman.
"Bagi semua sahabat yang ingin membeli budak, yang ini harganya USD 8000," kata Almani, pada 20 Mei lalu. Beberapa jam kemudian dia juga kembali mengunggah foto seorang perempuan muda dengan wajah pucat dan mata merah seperti habis menangis. Tarif itu setara dengan Rp 109 juta.
"Budak lain, harganya juga USD 8000, minat atau tidak? tulis dia, seperti dilansir Russia Today, Selasa (31/5).
Seraya memajang foto itu, Almani membujuk para militan untuk bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
Sebagian teman Almani di Facebook mengomentari foto para perempuan itu. Sebagian mempertanyakan harga yang menurut dia kemahalan. Sebagian lagi mengolok-olok Almani yang memajang foto perempuan tanpa jilbab.
"Apa yang membuat harganya semahal itu? Apa dia punya keahlian lain?" tanya seseorang di Facebook.
"Tidak, pasokan dan permintaan yang membuat harganya sebesar itu," jawab Almani.
Menurut Washington Post, dalam beberapa jam Facebook menghapus foto Almani itu. Tapi peristiwa ini tidak kurang menimbulkan kekhawatiran makin besarnya jaringan budak seks ISIS. Saat ini kemungkinan ada sekitar ratusan perempuan yang ditawan oleh ISIS dan dijadikan budak seks.
Agustus tahun lalu, PBB mendapatkan salinan dokumen berisi daftar harga budak seks ISIS. Para militan itu membuat harga USD 165 bagi anak-anak usia 1-9 tahun, remaja USD 124, dan perempuan di atas 40 tahun USD 41.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email