Pesan Rahbar

Home » » Penutupan Terhadap Dosa “Saddun ‘an Sabil” Dengan Penayangan Persia

Penutupan Terhadap Dosa “Saddun ‘an Sabil” Dengan Penayangan Persia

Written By Unknown on Tuesday 13 September 2016 | 06:59:00


Rezim Saudi yang melakukan sabotase dan dosa Saddun ‘an Sabilillah (seratus di jalan Allah), melarang kehadiran para jemaah Iran dalam ritual manasik haji tahun ini, dalam sebuah aksi-aksi propaganda dan dengan tujuan menutupi citra buruknya di tengah-tengah opini umum, untuk dua tahun berturut-turut menayangkan manasik haji dengan bahasa Persia.

Menurut laporan IQNA, rezim Saudi tahun sebelumnya dan bersamaan dengan tibanya musim haji tahun 1436 H, sebuah cannel parabola dan sebuah saluran radio berbahasa Persia diluncurkan untuk meliput berita-berita terbaru dan perkembangan haji dengan bahasa Persia dan tahun ini juga diputuskan cannel ini untuk dua tahun berturut-turut menayangkan ritual manasik haji dengan bahasa Persia.

Sejatinya, meski Kementerian Kebudayaan dan Media Arab Saudi tahun sebelumnya mengumumkan bahwa tujuan dari peluncuran saluran radio dan TV berbahasa Persia ini adalah meliput perubahan-perubahan terkini manasik haji dan juga aktivitas-aktivitas para peziarah Baitullah al-Haram di Mekah al-Mukarromah, Madinah dan menyampaikan pesan abadi haji dan nilai-nilai luhur Islam, namun rezim Saudi lewat aksi ini hanya ingin mencari pengaruh di tengah-tengah opini umum masyarakat berbahasa Persia dan menutupi kejahatan-kejahatan rezim ini atas pembunuhan manusia-manusia tak berdosa Yaman, pelarangan kehadiran para jemaah Iran dan Yaman dalam ritual haji dan mendukung kelompok-kelompok teroris dan takfiri.

Termasuk tujuan-tujuan lain rezim Saudi yang diinginkan lewat saluran parabola ini adalah memanfaatkan sarana-sarana media untuk memulihkan citra buruknya di tengah-tengah opini umum masyarakat berbahasa Persia dan menutupi ketidakbecusan dan kebodohannya dalam memanajemen manasik haji.

Manajemen lemah Arab Saudi dalam menyelenggarakan kewajiban agung Islam ini tahun sebelumnya mencapai puncaknya dan kesyahidan lebih dari 8 ribu jemaah haji dalam insiden Mina dan robohnya crane di Masjidil Haram merupakan dalil gamblang dan nyata akan ketidakbecusan Al Saud.

Demikian juga, para pejabat Saudi dalam ruang propaganda senantiasa berupaya memperkenalkan dirinya sebagai abdi Haramain dan abdi para jemaah, namun sejatinya pendapatan hari ini yang diperoleh dari perjalanan tahunan haji ke tanah suci tempat penurunan wahyu digunakan oleh para putra mahkota Saudi yang tidak becus untuk membunuh masyarakat tak berdosa Yaman, Irak dan Suriah.

Begitu juga, sekarang ini terdengar suara manajemen bersama haji oleh negara-negara Islam dan pembentukan dewan bersama dalam hal ini melebihi masa-masa sebelumnya dari penjuru dunia Islam, meski ironisnya perealisasian perkara ini karena kebergantungan OKI dengan Arab Saudi dan kepemimpinan Saudi agak sedikit bermasalah, namun suara-suara ini merupakan dalil akan pengakuan para ulama Islam akan ketidaklayakan rezim Saudi dalam memanajemen ibadah haji.

Saluran radio dan TV haji, yang diluncurkan tahun lalu, tahun ini juga bersamaan dengan dimulainya manasik haji 1437 H, peliputannya untuk tahun kedua dimulai pada hari kedelapan Dzulhijjah, sementara tahun ini pasca Saddun ‘an Sabilillah, para pengurus Saudi tidak mengizinkan para peziarah Iran untuk melakukan manasik haji.

Cannel para bola ini diputar di gelombang para bola Nilesat, Yahsat, Hotbird, Arabsat, dan saluran radionya dapat diakses di gelombang FM, frekuensi 5/94 dan 5/106 MHz di Mekah al-Mukarromah dan tempat-tempat suci.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: