Politikus Pilih Nama Islami, Prancis Ribut

Seorang politikus Prancis memilih nama Zuhreh untuk anak perempuannya. Pemilihan ini pun menuai banyak kritikan pedas.

Dilansir Deutsche Welle kemarin, Rachida Dati adalah mantan Menteri Kehakiman Prancis. Ia menjawab protes seorang jurnalis sayap kanan Prancis, Eric Zemmour, yang memprotesnya mengapa memilih nama Zuhreh untuk anak perempuannya yang masih berusia 7 tahun.

Dati mengutarakan kepada presenter stasiun televisi BFM Prancis, “Protes ini timbul lantaran sebuah penyakit. Zemmour harus pergi ke dokter.”

Sebelum ini, Zemmour dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi LCI Prancis menyatakan bahwa pemilihan nama Islami tersebut adalah sebuah cela besar. Sangat disayangkan mengapa mantan Menteri Kehakiman Prancis tidak memilih nama resmi Kristen beraroma kultur Prancis untuk anaknya.

Dati memang berdarah Maroko dan Aljazair serta besar di sebuah keluarga muslim. Akan tetapi, ia pernah mengenyam pendidikan di sebuah sekolah privat Katholik.

Dati memilih nama ibunya, Zuhreh, untuk anak perempuannya itu.

“Apakah Anda menilai bahwa memilih nama ibu untuk anak Anda adalah sebuah skandal memalukan? Saya sangat mencintai ibu saya. Saya memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil dan memilih nama ibu saya untuknya. Jutaan warga Prancis melakukan demikian setiap hari,” ujar Dati.

Zemmour adalah seorang jurnalis yang memang tidak segan-segan melontarkan klaim-klaim berbau anti Islam. Ia meminta supaya undang-undang yang membatasi pemilihan nama anak dihidupkan kembali. Undang-undang yang ditetapkan oleh Napoleon Bonaparte 200 tahun lalu sudah dinyatakan tidak berlaku lagi dari sejak tahun 1993.

(AFP/Deutsche-Welle/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)