Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif terlihat selama pertemuan Gerakan Non-Blok (GNB) di Porlamar, Margarita Island, Venezuela, pada 15 September 2016. (Foto: AFP)
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah memperingatkan bahwa campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain, pendudukan dan ekstremisme merupakan ancaman serius terhadap perdamaian, keamanan dan pembangunan dunia.
“Ini adalah bukti bahwa intervensi, invasi dan pendudukan seperti dalam kasus Irak, Suriah dan Palestina, mengarah ke ekstremisme. Tragedi Palestina, menjadi pusat kemarahan dan gangguan di dunia muslim, adalah inti dari krisis ini, “Zarif mengatakan pada pertemuan tingkat menteri luar negeri Gerakan Non-Blok (GNB) di Venezuela Margarita Island pada hari Kamis (16/9/16).
Dia menambahkan, “Dalam situasi yang sulit dan menantang, menahan diri dan memiliki komitmen penuh pada hukum peraturan dan norma internasional di samping merupakan prinsip-prinsip Piagam PBB adalah kebutuhan mutlak.”
“Ekstremisme kekerasan dan terorisme disertai dengan konsekuensinya yang mengerikan, seperti tumbuhnya permusuhan dan krisis kemanusiaan, merupakan di antara ancaman paling berat yang memerlukan perhatian lebih serius dari negara-negara anggota GNB,” diplomat tinggi Iran tersebut menunjukkan.
KTT GNB ke-17 dimulai di Pulau Margarita, Venezuela, pada 15 September, dan akan berakhir pada tanggal 18 September 2016.
Presiden Iran Hassan Rouhani dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak itu dan menyampaikan pidato pada hari Jumat. Dia kemudian akan menyerahkan jabatan sebagai presiden bergilir NAM selama tiga tahun berikutnya untuk rekannya dari Venezuela, Nicolas Maduro. NAM, sebuah organisasi internasional dengan 120 negara anggota dan 21 negara pengamat, mewakili hampir dua-pertiga dari anggota PBB. Badan ini dianggap tidak beraliansi dengan atau terhadap kekuatan blok besar manapun.
(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email