“Dia mengetahui segala yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang yang gaib itu,, Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya”.
Bertepatan dengan jelang hari raya Idul Ghadir, Shabestan News Agency melakukan wawancara dengan Hujjatul Islam Muhammad Ali Qomi mengenai syubhat-syubhat Wahabi perihal Ghadir khum.
Menurut keyakinan Wahabi, Rasulullah saww sebelum wafatnya tidak pernah menunjuk siapapun untuk menjadi penerusnya, oleh karena perkara pemilihan khalifah berdasarkan pemilihan rakyat, dalam menjawab syubhat ini Hujjatul Islam Ali Qomi mengatakan bahwa untuk menjelaskan masalah ini, yang pertama ialah apakah Rasulullah saww mengetahui tentang perselisihan yang akan terjadi akibat masalah khalifah ini?
Dalam surat Al-Jin ayat 26 dan 27 dikatakan “Dia mengetahui segala yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang yang gaib itu,, Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya”.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa ilmu gaib hanya khusus milik Allah swt, namun Allah swt dapat menganugerahkan kepada orang yang diridhainya, sebagaimana jika merujuk kepada pada riwayat-riwayat yang ada bahwasnya Rasulullah saww mengetahui apa yang akan terjadi terkait masalah khalifah dan penerus beliau.
Salah satunya dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saww bersabda “umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, satu golongan akan berada di surga dan 72 golongan lainnya akan berada di neraka”.
Hadits Ghadir merupakan dalil terkuat bagi Imamah dan wilayahnya Imam Ali as, dan mengenai hal ini salah satu dedengkot Wahabi Ibnu Taimiyah mengatakan : adapun mengenai hadits ghadir tidak terdapat dalam kitab-kitab sahih Ahlu Sunnah, namun para ulama menukilnya, dan orang-orang berselisih paham tentang kesahihannya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email