Kamis sore hari lalu, beberapa satuan pasukan bersenjata bergerak dari ‘Ainul Arab (Kubani) di kawasan timur Aleppo menuju kawasan barat Tel Abyadh di Raqqah.
Bersamaan dengan ini, pesawat-pesawat pengintai dan helikopter Apache Amerika terbang di kawasan tersebut. Setelah memasuki Tel Abyadh, satuan-satuan pasukan bersenjata itu membangun sebuah pos pengintai di sebuah bukit yang terletak di desa Munbathih yang hanya berjarak dua kilometer dari Tel Abyadh. Mereka pun mengibarkan bendera Amerika di Al-Barid Tower yang terletak di daerah Al-Iskan.
Peristiwa ini terjadi setelah dua minggu Recep Tayyip Erdogan mengumumkan kesepakatan Ankara bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengusir ISIS dari kota Raqqah.
Tarik ulur untuk membentuk kerja sama tersebut diutarakan pada saat pertemuan G-20 di Cina beberapa waktu lalu. Pada pertemuan ini, Barack Obama mengusulkan kepada Erdogan untuk bekerja sama membebaskan Raqqah dari cengkeraman ISIS.
Sekalipun Obama dan Erdogan sudah sepakat untuk kerja sama ini serta menyerahkan evaluasi proyek tersebut kepada komite militer khusus. Akan tetapi, perbedaan politik seputar eksistensi pasukan yang akan digunakan untuk menyerang ibukota ISIS tersebut mencuat.
Erdugan tidak setuju apabila pasukan Unit Pendukung Rakyat Kurdistan (YPG) digunakan sebagai pasukan utama dalam operasi militer tersebut. Sedangkan Obama lebih memilih operasi ini dilakukan oleh gabungan militer Turki dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Dalam beberapa hari terakhir ini, Badan Sensor Militer Amerika Serikat mengizinkan supaya keputusan Obama yang telah diambil selama 9 bulan lalu itu dikeluarkan dari kondisi “rahasia” dan menjadi sebuah “pernyataan resmi”. Keputusan ini menegaskan “kehadiran ISIS di kota Raqqah dan Mosul harus diakhiri dalam sisa waktu periode kepresidenan Obama”.
Dengan demikian, jelas, dukungan Obama terhadap SDF di Manbij dalam dua bulan lalu bukan untuk mendukung bangsa Kurdi. Tujuan utamanya adalah mengusir ISIS dari kawasan tersebut supaya ia bisa leluasa menancapkan hegemoni di sana, karena tindakan ini bisa memutus seluruh bantuan logistik untuk ISIS di Raqqah.
(Sham-Times/Nashir-Syararah/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email