Foto yang dirilis oleh Saudi Press Agency 10 Maret 2016, memperlihatkan Raja Saudi Salman (kiri) sedang menyaksikan latihan militer bersama Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, di Hafr al-Baten, Arab Saudi. (Via AP)
Arab Saudi tampaknya semakin terisolasi akibat pertikaian diplomatiknya dengan sekutu dekatnya Mesir, menyusul dukungan suara Kairo terhadap draft resolusi Rusia dan Perancis tentang Suriah di Dewan Keamanan PBB.
Pada April lalu, Arab Saudi menyetujui pengiriman 700.000 ton minyak per bulan selama lima tahun dengan pembayar lunak ke Mesir. Namun awal pekan ini, aktivis politik Arab, Mujtahid, mengungkapkan pengiriman minyak Saudi ke Mesir the itu dihentikan.
Para pejabat Mesir juga mengumumkan bahwa perusahaan minyak Aramco Saudi telah memberitahu General Petroleum Corporation Mesir pada awal Oktober bahwa mereka akan menghentikan pasokan produk minyaknya ke Kairo.
Sebuah sumber di Kementerian Perminyakan Mesir mengatakan bahwa pejabat pemerintah percaya bahwa penghentian tersebut “bermotif politik” dan hal itu diperkirakan bisa berlangsung hingga akhir tahun.
Media Mesir mengecam rezim Riyadh menyusul keputusan penghentian pengiriman bahan bakar ke negara Afrika Utara itu.
Ahmad Moussa, salah seorang host TV ternama Mesir, mempromosikan #EgyptWillNotKneel dalam talk shownya Selasa, mengatakan, “Kami akan berdiri untuk siapa saja yang mencoba berkonspirasi melawan kami. Kami akan berdiri untuk siapa saja yang berusaha untuk menundukan kami. kami akan berdiri untuk siapa saja yang mencoba untuk merubah kekuatan kami. ”
Khaled Salah, pemimpin redaksi harian Youm7 Mesir, juga meminta Mesir untuk memboikot haji selama satu tahun, dengan alasan bahwa langkah tersebut akan menyelamatkan enam miliar pound Mesir.
Harian Mesir al-falaq Rabu juga menampilkan sebuah judul, “Arab Saudi membayar harga untuk merangkul terorisme dan kelompok bersenjata.”
Artikel ini mengkritik kebijakan luar negeri kerajaan dan menuduh dinasti yang berkuasa mendukung kelompok teroris Jabhat Fateh al-Sham, cabang al-Qaeda Suriah yang sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra.
Selain itu pada hari Kamis, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menegaskan bahwa Riyadh telah menghentikan pengiriman bahan bakar ke negaranya yang sebelumnya telah disepakati.
Sisi, bagaimanapun, menyatakan bahwa penghentian bantuan minyak Saudi ke Mesir tidak berhubungan dengan Dukung negaranya terhadap draft resolusi PBB tentang Suriah pada akhir pekan ini. Presiden Mesir membela suara posisi Mesir dalam hal ini.
Mesir menemukan sumber bahan bakar alternatif setelah penghentian pengiriman minyak Saudi.
Pada hari Rabu, Mesir mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sumber alternatif bahan Bakar minyak akibat kekurangan persediaan yang disebabkan oleh langkah Arab Saudi yang menghentikan pengiriman minyak yang sebelumnya telah disepakati.
Surat kabar Mesir mengutip juru bicara Kementerian Perminyakan, Hamdi Abdel-Aziz, mengatakan bahwa pemasok bahan bakar lain telah tiba di negara itu setelah tender.
Sejauh ini tidak ada komentar resmi dari pejabat Saudi mengenai alasan di balik penghentian pengiriman minyaknya ke Mesir, meskipun analis percaya bahwa keputusan itu terkait dengan perselisihan diantara keduanya terkait Suriah Perselisihan publik ini adalah perselisihan pertama antara Riyadh dan Kairo sejak penggulingan Presiden Mesir Mohamed Morsi yang terpilih secara demokrasi oleh militer pada 2013.
(AP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email