Al Hafidz Abul Hasan Ali ibn Siraj al Mishri Gemar Mabok!
Seorang ulama haruslah menjadi tauladan baik bagi umat Islam, sebab mereka adalah pewaris para Nabi as. Akan tetapi apabila seorang alim, tokoh ahli hadis dan panutan para ulama telah berubah menjadi pamabok berat, sungguh agama ini akan hancur!
Inilah yang terjadi pada seorang ulama besar, ahli hadis kenamaan, guru para ulama hadis. Ia adalah Al Hafidz al Mutqin Abul Hasan Ali ibn Siraj al-Mishri! Dalam kitab al Mu’jam yang menyebutkan nama-nama guru al-Hafidz al-Isma’ili, nama Abul Hasan Ali ibn Siraj al Mishri disebutkan sebagai salah seorang gurunya.
Dalam komentarnya dikatakan:
Perhatikan Scan dibawah ini:
“Ia seorang yang berterang-terangan dalam meminum minuman keras. Ia seorang hafidz, ia mendiktekan hadis dari hafalannya.”
As-Sahmi berkata:
Muhammad Mudzaffar al-Hafidz berkata, “Aku menyaksikan dia dalam keadaan mabok berat dipanggul di atas punggung seorang pria keluar dari tempat yang maragukan/tempat orang-orang nakal”.
ad-Daruquthni berkata:
“Ia shaleh. Dikatakan ia kadang-kadang menenggak arak sehingga teler….”
“……Ia meminum khamer dan mabok.”
Al-Khathib berkata:
“Dia seorang yang alim tentang hari-hari dan keadaan manusia. Demikian juga, adz Dzahabi mensifatinya dengan hifdz/ kuat hafalan dan itqan/kokoh dalam periwayatan hadis dan imamah/panutan/kepemimpinan/ketokohan. Lalu setelahnya ia mengatakan, “Akan tetapi ia sering minum minuman karas dan mabok!”
Kendati telah jelas kualitas agama imam besar Ahli Hadis Ahlussunnah, Ibnu Hajar tetap saja mengelaknya dengan mengatakan bahwa yang ia munum itu bukan Khamer akan tetapi nabidz! Namun pembelaan itu ditolak sendiri oleh ulama Ahlusunnah…
Yang penting di sini, apakah ia minuman itu nabidz atau Juz Melon atau juz-juz lainnya yang segar dan menyehatkan atau dari air dari telaga Kautsan, yang pasti ia telah menjadi teler! Mungkinkah ia mabok gara-gara minum juz melon?!
Sungguh aneh! Mereka menegasakan bahwa Imam Besar Ahli Hadis Sunni yang satu ini adalah seorang pamabok berat, tapi pada waktu yang sama memujinya dengan berbagai pujian yang tidak laik disematkan kecuali untuk para pawaris sejati para Nabi as.
Ibnu Jakfari berkata:
Di sini saya tidak berani berkomentar apa-apa, karena takut dituduh menghina pawaris para Nabi….
Jadi saya tunggu komentar dan pembelaan Anda!
(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email