Berdasarkan tahudi af'al (perbuatan), kita tidak akan dapat merasakan lutf (kasih sayang) apapun selain dari Allah Swt.”Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).” (an-Nahl: 53)
Akan tetapi orang-orang mukmin merupakan manisfestasi dari keutamaan Allah Swt. Karenanya, rasa syukur yang mereka ungkapkan semata-mata ditujukan kepada pemilik nikmat yang nampak dalam fi’il (perbuatan) dan ada bersama mereka. Dari sini pemilik maqam terpuji (maksudnya, Rasul saww, ―peny.) bersabda: “Tidak akan bersyukur kepada Allah apabila ia tidak bersyukur kepada manusia.” Itu dikarenakan, mabda fa'il (prinsip perbuatan) bagi setiap setiap bentuk syukur dan pujian adalah diperuntukan bagi Dzat Yang Mahasuci. Dan memang, hanya Allah-lah yang pantas untuk mendapatkan pujian. Pujian yang mutlak, yang diungkapkan baik oleh yang memuji maupun yang dipuji, hanya terbatas pada Allab Swt semata.
Kepada saudara Hujjatul Islam Sayyid Husain ar-Ridwani ―semoga Allah menghantarkan kepada kedudukan yang diridhai-Nya― yang telah mentranskripsi seluruh ceramah saya dari berbagai rekaman kaset dengan niat yang bersih, menyebutkan seluruh referensinya, serta melakukan upaya yang sungguh-sungguh terhadapnya, maka saya memohon kepada Allah Swt, atas segenap kehormatan yang beliau miliki, agar beliau ditambahkan ilmu serta amalnya, sebagaimana orang-orang yang dekat kepada Allah Swt.
Qom, Bahman, 1367
Jawadi al-Amuli
(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email