Ritual mandi lumpur di hari Asyura adalah sebuah tradisi mengakar kuno di kalangan masyarakat Lorestan, Iran.
Dari sejak pagi hari di hari Asyura, penduduk Lorestan sudah berdatangan ke tempat-tempat penggelaran ritual mandi lumpur.
Setiap orang yang bermandi lumpur seakan-akan sedang kehilangan orang yang sangat ia cintai dan dilanda kesedihan yang mendalam. Kesedihan mendalam ini membuktikan kecintaan mereka kepada keluarga suci Rasulullah saw. Kecintaan ini berbaur dengan kehidupan mereka. Kadang kala pada saat sedih dan kadang kala juga pada saat bahagia. Mereka senantiasa meneriakkan “ya Ali”, “ya Zahra”, dan “ya Husain”.
Kolam-kolam lumpur telah siap sedia di halaman tempat-tempat ritual duka dan masjid-masjid kota. Pertama kali, para pemuda duduk di kolam-kolam lumpur. Seiring dengan hari yang semakin terang, kalangan lansia, anak-anak, dan kaum wanita juga berdatangan dan memasuki kolam-kolam lumpur secara bergantian. Mereka mengusapkan lumpur-lumpur dua tersebut ke seluruh tubuh mereka.
Bersamaan dengan matahari menyingsing, kidung duka Camariyuneh dilantunkan dan membuat suasana semakin sedih memilukan.
Menyaksikan suasana ini sungguh sangat memilukan, sekalipun bagi mereka yang tumbuh besar di Lorestan dari sejak kanak-kanak. Tak sedikit dari mereka setelah mandi lumpur mengucurkan air mata dan duduk menyendiri di sebuah pojokan sembari berkhlawat dengan Tuhan mereka.
Setelah mandi lumpur, mereka menghampir kemah-kemah yang terbuat dari kayu dan telah dibakar. Di dekat api tersebut mereka mengeringkan pakaian sembari meneriakkan seruan “ya Husain”. Seruan bertubi-tubi saling bersautan dan seruan duka nestapa pun menggema di seluruh kota.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email