World Peace Forum 2016 turut mendengarkan pandangan umat Islam Amerika Serikat. Ustaz Shamsi Ali didaulat untuk membagikan pandangan umat Islam tentang ekstrimisme di AS.
Imam Islamic Center New York, Ustaz Shamsi Ali, menilai, tantangan umat Islam di AS saat ini adalah media, karena memiliki peran penting memberikan pemahaman tentang Islam kepada masyarakat. Karenanya, dia mengaku, tengah memiliki fokus perhatian tantangan baru, memperbaiki pemahaman di Google sebagai satu-satunya sumber informasi masyarakat.
"Maka itu, sekarang tantangannya adalah chalenging Professor Google, karena orang-orang mempelajari agama cuma dari Google," kata Shamsi, Kamis (3/11).
Padahal, lanjut Shamsi, masyarakat seharusnya lebih akrab dengan budaya dialog, yang memberikan pilihan pandangan sehingga sumber pemahaman seseorang tidak cuma satu. Karena itu, dia merasa, tidak heran apabila pemahaman sebagian besar masyarakat dunia tentang Islam kurang begitu baik. "Karena memang itu yang disajikan media internasional," ucapnya.
Sebagai umat Islam di AS, Shamsi Ali menekankan, banyak orang yang membutuhkan pemahaman tentang Islam, jadi tidak menerima begitu saja pemahaman yang disajikan di media-media tanpa melakukan klarifikasi. Dia menuturkan, esktrimisme merupakan musuh utama semua orang di dunia, dan sangat tidak tepat mengaitkan suatu agama bersalah.
Kata dia, pola pikir masyarakat dunia seharusnya sudah beranjak, sehingga tidak lagi melihat ekstrimisme cuma berkaitan dengan agama, tanpa aspek lain seperti politik. Menurut Shamsi, justru yang terjadi di AS belakangan, ekstrimisme banyak ditimbulkan dan dikembangkan tokoh-tokoh politik, yang salah satunya menghasilkan fenomena Donald Trump.
"Kita hidup di satu rumah, jadi cuma ada satu pilihan. Mari tuntut tanggung jawab kepada siapapun yang merusak rumah kita," ujar Shamsi.
(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email