Tiga tahun lalu presiden Suriah dalam sebuah wawancara mengatakan, barang siapa yang menaruh kalajengking di sakunya, maka harus bersiap suatu hari kalajengking tersebut akan menyengatnya.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari markas kebudayaan Kaukasus, Abdel Bari Atwan, penulis dan analisis masyhur Arab dalam sebuah analisis di harian Raialyoum mengupas insiden teroris peneroran dubes Rusia di Turki dan menulis:
Peneroran Andrey Karlov, dubes Rusia di Turki dengan delapan peluru, dimana pasukan keamanan Turki dengan suara keras berteriak jangan lupakan Aleppo!, dan balas dendam, dan menembakkan dengan semua peluru dari pistolnya seraya mengucap Allahu Akbar…Allahu Akbar, teror dan cara yang dilakukan merupakan ringkasan bencana Turki dan bencana seluruh kawasan dan sesuatu yang dihadapi pada bulan dan tahun-tahun mendatang.
Peluru yang membunuh dubes Rusia ini merupakan pesan protes sebagian komunitas Turki, yang tidak diketahui ukurannya secara pasti, atas peningkatan pemulihan hubungan Rusia dan Turki, yang menyebabkan perubahan kesamaan akar dalam sikap Turki terhadap krisis Suriah dan dalam tidak campur tangan militer untuk membantu kelompok-kelompok bersenjata di Aleppo Timur dan partisipasi besar Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki, pemerintah dan perangkat keamanannya dalam perang melawan kelompok-kelompok Islam radikal di Suriah dan Irak.
Karlov bukanlah dubes biasa. Ia memainkan peran besar dalam kedekatan Turki dan Rusia dalam beberapa bulan lalu. Mereka menggelarinya insinyur, yang menyebabkan keluarnya kelompok-kelompok bersenjata dari Aleppo timur dan ia seorang petugas kontak negaranya, Rusia dan mitra Turkinya serta memiliki kemahiran diplomatik selama lebih dari tiga puluh tahun, karena inilah peneroran pada masa semacam ini merupakan kerugian besar bagi Turki.
Adapun seorang ajudan keamanan Turki yang berumur 20 tahun melakukan aksi teror semacam ini dan menyingkap hasrat-hasrat Jihad dan ekstremisnya; sebuah masalah yang mengafirmasi pengaruh besar kelompok-kelompok ekstrem dalam dua lembaga militer dan keamanan Turki dan terlebih-lebih mengafirmasi adanya masyarakat ekstrimis tersembunyi di lapisan dua lembaga tersebut, yang untuk berikutnya mereka siap untuk melakukan aksi-aksi bunuh diri dan peledakan; suatu hal yang membuat kekhawatiran besar bagi pemerintah Turki dalam satu masa, yang menghadapi peledakan-peledakan teroris oleh beberapa pihak; ledakan-ledakan yang dilakukan oleh sebagian kelompok Islam radikal dan sebagian lainnya juga oleh orang-orang Kurdi domestik dan luar negeri.
Tidak diragukan peluru-peluru yang menteror dubes Rusia akan berpengaruh negatif terhadap hubungan Rusia dan Turki, namun tidak menutup kemungkinan tingkat kedekatan dua negara ini, khususnya kasus Suriah semakin bertambah.
Mungkin hal ini akan sangat dimengerti apabila ekstremis Suriah yang melakukan ledakan dan teror di kedalaman Turki dalam memprotes Erdogan yang tidak menjalankan janji-janjinya dan tidak memihak orang-orang bersenjata yang terkepung di Aleppo timur, namun ini adalah seorang ajudan keamanan Turki di usia keduapuluhnya melakukan aksi teror semacam ini merupakan fenomena yang benar-benar mengkhawatirkan bagi pemerintah Turki, khususnya Mevlut Cavusoglu, menteri luar negeri Turki pada Senin siang akan terbang guna ikut berpartisipasi dalam pertemuan trilateral dengan rekan-rekannya Rusia dan Iran untuk menyusun agenda penumpasan kelompok-kelompok Jihad di Suriah dan menyiapkan pendahuluan untuk negoisasi di bawah payung tiga negara ini antara pemerintah Suriah dan para lawan moderat untuk sampai pada solusi politik, yang menyebabkan pembentukan pemerintahan persatuan nasional dan solusi pilitik permanen yang jauh dari Amerika, Eropa dan Arab.
Bahaya-bahaya aksi terror ini yang terjadi di jantung Ankara dan menarget dubes sebuah negara besar; di sini telah memberikan pukulan fatal ke muka dan kewibawaan keamanan Turki; hal yang memberikan refleksi negatif terhadap ekonomi negara ini; ekonomi dari mulai penurunan kadar produksi nasional yang mencapai level terendahnya pada 20 tahun terakhir dan peningkatan pengangguran dan berkurangnya nilai mata uang nasional mencapai separuh.
Kita tidak yakin bahwa aksi terror ini menyebabkan lengsernya presiden Turki dikarenakan kedekatannya dengan Rusia dan berapa banyak yang sebaliknya; yakni mayoritas pergi ke arah Moskow dan melakukan kontak dan berapa banyak koordinasi dengan pemerintah Suriah untuk menghadapi terorisme, yang lambat laun berubah menjadi musuh bersama antar dua negara.
Tiga tahun lalu Bashar al-Assad, presiden Suriah saat wawancara dengan sebuah harian Barat mengatakan, "Barang siapa yang menaruh kalajengking di sakunya, maka harus bersiap-siap suatu hari kajelngking akan menyengatnya…”. Nampaknya hari-hari ini Erdogan sakunya penuh dengan kalajengking, ular dan tarantula beracun, atau ini yang banyak dipercayai oleh banyak pakar kawasan; karenanya bisa dan sebab-sebabnya banyak sekali.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email