Pesan Rahbar

Home » » Muslim Itu Berlindung Apa Membela Tuhan? Ini Sebuah Jawaban

Muslim Itu Berlindung Apa Membela Tuhan? Ini Sebuah Jawaban

Written By Unknown on Thursday, 1 December 2016 | 16:40:00


Agama Islam yang saya pelajari sangat bijak terhadap semua hal, dari ibadah sampai sosial budaya. Namun beberapa tahun ini saya mulai bertanya-tanya, apakah yang saya pelajari itu versi yang benar apa versi salah?

ISIS berjuang atas nama Islam, mereka ingn membangun negara khilafah dengan memberontak semua sistem negara. Mereka membunuh orang-orang tak berdaya atas nama Tuhan.

Bom bunuh diri di Jakarta beberapa waktu lalu juga mengatasnamakan ajaran Islam. Bom Bali, bom pada beberapa gereja sampai upaya menembak polisi beberapa hari yang lalu, semuanya mengatasnamakan ajaran Islam.

Di Indonesia ada HTI yang menolak sistem demokrasi. Mereka sebut demokrasi dan Pancasila itu ajaran thogut. Ada juga FPI yang dulu sering sweeping dan bikin onar ilegal, sejak 2014 jadi lebih sering berdemo, jauh lebih sering dari mahasiswa. Ada partai agama PKS, kader-kadernya kerap menyebut orang yang bersebrangan adalah kafir kafir kafir. Ketua parpolnya korup, kita yang berkometar disebut kafir, karena katanya konspirasi yahudi, amerika sampai Israel.

Semua mereka ini mengatasnamakan Islam, membela Islam. Yang paling membuat saya tidak paham adalah 2014 lalu, saya disebut kafir karena memilih Jokowi dalam Pilpres. Karena HARAM hukumnya memilih Jokowi. Jadi lebih migren karena mereka menyarankan memilih Prabowo, muallaf dan dari keluarga besar nonmuslim.

Saya jadi bertanya-tanya sendiri, kenapa saya tidak sepaham dengan ISIS, HTI, FPI, PKS dan ulama yang mengharamkan Jokowi? Apa agama Islam yang saya pelajari ini salah? Apakah islam mengajarkan membunuh orang hanya karena tidak seagama? Apakah Islam mengajarkan kekerasan dan tak taat aturan? Apakah Islam mengajarkan bom bunuh diri? Apakah Islam menganjurkan untuk mengkafir-kafirkan orang lain? Dan banyak lagi pertanyaan tentang agama agama saya sendiri.

Tapi kalau melihat sikap dua almarhum kyai yang mengajari saya banyak hal dari kecil, saya berkesimpulan Islam tidak seperti itu. Islam itu bijak dan ramah. Jangankan ke sesama manusia, Islam juga mengajarkan bersikap baik kepada pohon atau hewan saja. Menyiram, merawat dan memberi makan. Kalau kita memotong pohon tanpa alasan yang kuat, itu saja sangat dilarang oleh agama Islam.

Kemudian coba lihat kenyataan sekarang, MUI mengatakan bisa saja memotong tangan dan kaki Ahok karena telah melecehkan Islam. FPI dan yang sedasteran dengannya berdemo mau membunuh Ahok jika Polisi tidak menangkapnya. Mengerikan sekali agama Islam yang saya anut ini.

Saya jadi senyum-senyum absurd. Mereka menekan polisi dan pemerintah untuk menangkap Ahok, sementara mereka tidak mengakui Ahok sebagai Gubernur Jakarta. Mereka menuntut hukum di Indonesia ditegakkan, tapi mereka sendiri tidak mau mengikuti aturan. “Kalau tidak ditangkap, kepung istana dan DPR.” Ini apa-apaan? Mewajibkan Ahok ditangkap dan dipenjara? Ini kan mau menang sendiri. Bukankah yang harus dilakukan adalah proses hukum yang fair dan adil? Kalau memaksa polisi menangkap, apakah masih bisa disebut adil?

Saat masih kecil, saya sering mendengar perdebatan tentang agama. Dulu kita beda pendapat soal tahlil, qunut dan dzikir bersama. Waku itu berbeda pendapat karena NU dan Muhammadiyah. Sekarang kita ummat Islam sudah tidak lagi memperdebatkan ibadah dan cara menyembah Tuhan. Tapi berdebat soal tokoh politik Jokowi dan Ahok. Jokowi haram, antek China. Ahok apalagi, memang jelas China.

Semuanya jadi tidak menarik ketika mereka sudah mengancam rusuh, membunuh, kepung istana dan lain-lain hanya karena alasan mau membela Alquran dan Islam. Padahal Tuhan menjamin akan menjaga kesucian Alquran sampai hari kiamat (alhijr 9). Sementara Alquran diturunkan dengan tujuan agar kita menerangkan apa yang ada dalam Alquran (annahl 44).

Tapi sampai di sini saya jadi sadar satu titik permasalahan, yang dapat membedakan antara saya dengan ISIS dan sedasteran dengannya. ISIS, FPI, HTI, PKS kerap menyerukan membela Tuhan, membela Islam.


Saya tak mampu membela Tuhan

Setiap membaca ayat suci Alquran atau melakukan kegiatan, saya kerap mengucapkan “audzubillahi minassyaitho nirrojim.” Saya berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Surat annas juga diawali dengan “qul audzubi robbinnas.” Katakan saya berlindung kepada Tuhan yang menguasai manusia. Di banyak ayat dan hadits, semuanya mengajarkan saya berlindung kepada Tuhan.

Saya pikir inilah perbedaan yang paling mencolok. ISIS teroris dan yang sesapian dengannya, mereka selalu menyerukan membela Tuhan, membela Islam. Sementara santri-santri NU yang mengaji ke kyai, atau katakanlah saya, sepakat bahwa kami semua berlindung kepada Tuhan. Memeluk agama Islam agar mendapat perlindungan dari Tuhan. Berdoa siang dan malam agar dilindungi dari bencana, setan dan sebagainya.

Hal ini menjadi sangat masuk akal, karena perbedaannya sangat fundamental. Dasar sekali. Jadi wajar kalau FPI, HTI dan ummat PKS kerap menyerukan membela Tuhan, membela Alquran, membela Islam, sebab mungkin mereka memang pembela Tuhan. Sementara saya dan santri-santri NU hanya hamba lemah yang selalu berlindung kepada Tuhan. Kami memeluk agama Islam karena ingin berlindung pada Tuhan. Sungguh tak mampu saya untuk membela Tuhan, sebab saya lemah. Tak mampu saya membela dan menjaga kesucian Alquran, sebab hanya Allah yang mampu melakukan itu. Dah aku mah apaa atuh?

Terakhir, bagi teman-teman yang punya pertanyaan sama dengan saya -apakah Islam begitu?- semoga tulisan ini dapat membantu. Sebab memang ada perbedaan dasar, antara kelompok yang berlindung dan pembela.

(Seword/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: