Pesan Rahbar

Home » » Mengejutkan! Panglima TNI: Allah yang Melindungi Alquran, Manusia Berlindung, Jangan Dibalik!

Mengejutkan! Panglima TNI: Allah yang Melindungi Alquran, Manusia Berlindung, Jangan Dibalik!

Written By Unknown on Thursday, 1 December 2016 | 16:34:00


Hari ini saya sedang Ge Er luar biasa setelah membaca kiriman link berita pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Apa yang dikatakan gatot sama persis dengan yang saya tuliskan pada 24 Oktober lalu:

“Banyak yang bilang di medsos kita lindungi Alquran. Lindungi Alquran? Allah telah mengatakan dalam Alquran, ‘Dan sesungguhnya kami yang menurunkan Alquran, kami menjaga Alquran.’ Jadi kalau ingin berlindung, ikuti Alquran.”

“Ada yang saya dengar bahwa ‘mari kita demo untuk melindungi Alquran.’ Baca dong Al hijr ayat 9, yang melindungi dan memelihara Alquran itu Allah. Justru manusia sebagai umat berlindung kepada Alquran untuk bisa hidup selamat dunia akhirat. Jangan dibalik-balik kok manusia lindungi Alquran,” jelas Panglim TNI kemarin, 29 November.

Panglima TNI menilai di media sosial banyak diisi oleh orang-orang tak berilmu namun selalu berlagak jadi ustaz. Orang-orang semacam ini tak memiliki pengetahuan agama yang cukup namun cenderung mudah memprovokasi dan menyebarkan kebencian di media sosial. Kalau Pakar Mantan menyebutnya mereka ini sapi-sapian dan kaum yang secingkrangan dengannya.

Pernyataan Panglima TNI ini sangat luar biasa, jelas dan keras mengoreksi orang-orang yang berlabel ustaz namun tidak paham Alquran. Mereka ini memang kerap membolak-balikkan fakta, memang sudah kerjaannya. Mas Ulin dituduh Amalia. Bahkan botol Equil pun dituduh miras.

Membaca pernyataan Gatot, saya jadi salut dan bersyukur negara ini punya Panglima TNI yang cukup paham tentang Islam. Sehingga sekarang rakyat harus sudah sadar bahwa di Indonesia ini banyak orang yang mengaku ustad tapi tidak paham Alquran.

Untuk itu menjadi penting bagi saya sebagai pimpinan seword.com ini untuk ucapkan terima kasih kepada Panglima TNI yang telah ikut membantu meluruskan pemahaman bengkok tentang Islam dan Alquran. Terlepas apakah Pak Gatot membaca seword atau mungkin hanya stafnya yang membaca, itu tidak terlalu penting lagi. Yang penting pesan yang saya tulis sebulan lalu, kini diulangi oleh Pak Gatot, dan ini pasti akan lebih banyak didengar oleh masyarakat. Minimal, kalaupun ada orang yang tak mau mendengar petuah Pakar Mantan dan seword, setidaknya mereka akan mendengar apa yang dikatakan oleh Panglima TNI.

Saya berterima kasih atas keberanian Pak Gatot menyampaikan pesan telak untuk para tetangga sebelah. Mereka yang berbusa-busa membodohi masyarakat memang sudah saatnya ditanggapi.

Bahwa kemudian saya merasa Ge Er dan curiga Pak Gatot membaca seword, itu jadi urusan saya sendiri. Haha sebab saya pikir di Indonesia ini seword sudah cukup dikenal dan dijadikan rujukan oleh para elit dan menengah atas. Sementara kaum sapi-sapian dan yang secingkrangan dengannya pasti lebih merujuk pada web seperti pskpiyungan, posmotro dan sejenisnya.

Menunggu keberanian ulama NU dan Muhammadiyah

Pernyataan Panglima TNI ini seharusnya diikuti oleh para ulama dan pejabat tinggi negeri ini. Sebab begini, saya bisa saja menulis di seword, tapi kadang itu tak mampu menyadarkan kaum sapi yang sudah terdoktrin oleh ustad artis palsu online (panjang amet gelarnya?) Sebab siapalah saya? Hanya rakyat jelata yang punya gelarpun hanya Pakar Mantan yang tak puya banyak mantan. Untuk itu perlu dukungan dari para pimpinan ormas Islam seperti NU atau Muhammadiyah untuk lebih keras menanggapi para kaum sapi.

Saya tau para ustad dan ulama NU Muhammadiyah menyadari tentang banyaknya orang yang mengaku ustad namun kerjanya memprovokasi. Namun NU dan Muhammadiyah nampaknya tetap enggan membuat pernyataan keras terhadap mereka. Padahal mereka ini sudah sangat mengganggu kedamaian rakyat Indonesia. Mereka sudah kerap menjadi provokator yang terus memanas-manasi suasana.

Entah saya yang salah membaca suasana atau terlalu lebay menyikapi, tapi menurut saya pribadi, sekarang ini ulama NU dan Muhammadiyah sudah saatnya bersuara lantang menegur secara terbuka untuk GNPF dan kelompok yang mengatasnamakan Islam tapi tidak sejalan dengan ajaran Islam. Tidak cukup memberikan himbauan secara umum, sudah saatnya menegur secara khusus. Ini sama sekali bukan soal melanggar adab sopan santun dalam Islam, tapi hanya dengan pernyataan terbuka lah media bisa menyampaikan apa yang ustad-ustad katakan. Hanya dengan pernyataan terbukalah rakyat akan sadar bahwa selama ini mereka mengikuti orang-orang yang tak paham agama Islam dan punya kepentingan secara politis. Kalau selama ini ulama NU dan Muhammadiyah sudah menegur secara tertutup, mereka yang ditegur itu tetap akan berkoar di media dan tak akan pernah mendengar teguran sopan tersebut.

(Seword/BerbagaiSumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: