Wakil Presiden Komisi Eropa Federica Mogherini mengatakan, Indonesia sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbanyak merupakan model yang unik bagi dunia.
Meski sebagian besar warga Indonesia memeluk Islam tetapi bisa mempertahankan toleransi dengan kelompok agama minoritas.
Kondisi ini menurut Mogherini tak jauh berbeda dengan Uni Eropa yang terdiri dari berbagai bangsa dan meyakini perbedaan merupakan potensi sebuah kekuatan.
"Saya membuka kemungkinan untuk meluncurkan sebuah proyek untuk pertukaran para ulama antara Uni Eropa dan Indonesia," kata Mogherini di Brussels, Belgia, Senin (27/11/2016).
Pernyataan ini disampaikan Mogherini dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di kantor Badan Kerja Sama Eksternal Uni Eropa (EEAS).
Jumpa pers ini digelar terkait dengan pembicaraan pertama komite bersama Uni Eropa dan Indonesia.
"Program ini akan digelar tahun depan sebagai upaya untuk mengatasi tantangan terkait keberagaman di dalam Uni Eropa," tambah Mogherini.
Sementara itu, Menlu Retno Marsudi mengatakan, banyak hal yang dibahas dalam pertemuan empat matanya dengan Mogherini.
"Salah satunya soal Islam Indonesia yang menginspirasi kerja sama pertukaran tokoh-tokoh agama. Ini adalah bukti kerja sama Indonesia dan Uni Eropa dapat berkontribusi untuk perdamaian," ujar Retno.
Retno menambahkan, Uni Eropa menganggap Islam yang dianut sebagian besar warga Indonesia adalah Islam yang penuh toleransi dan rahmatan lil alamin.
"Situasi ini menarik UE, kita sudah bicarakan hal ini sejak April tahun lalu dan akan dimulai pada 2017," tambah Retno.
Secara konkrit, Retno melanjutkan, Uni Eropa akan mengirimkan tokoh agama Islam Eropa ke Indonesia untuk bertukar pikiran dengan para ulama Indonesia.
(Kompas/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email