Pesan Rahbar

Home » » Pangeran Saudi: Larangan Perempuan Mengemudi Memperburuk Ekonomi

Pangeran Saudi: Larangan Perempuan Mengemudi Memperburuk Ekonomi

Written By Unknown on Thursday 1 December 2016 | 19:36:00

Pangeran al-Walid Bin Talal (Kanan) dengan istrinya, Putri Amira al-Taweel (Foto: AFP)

Miliarder Arab Saudi Pangeran al-Waleed Bin Talal mengatakan larangan bagi perempuan mengemudi oleh Kerajaan telah menguras miliaran dolar perekonomian negara.

Waleed membuat pernyataan tersebut dalam sebuah pernyataannya yang dirilis oleh kantornya, Rabu setelah ia mentweet bahwa waktunya telah datang untuk mencabut larangan perempuan mengemudi.

“Hentikan perdebatan: Sekarang waktunya bagi perempuan untuk mengemudi,” dalam tweetnya di akun Twitter resminya dalam bahasa Inggris dan Arab.

Meskipun ia tidak memegang jabatan politik di negaranya, Waleed adalah seorang anggota kerajaan Saudi yang berpengaruh, Ia mengepalai Holding Company Kerajaan yang bergerak dibidang investasi yang berbasis Riyadh, ia pun memiliki saham di beberapa perusahaan asing, termasuk di Twitter, Citigroup dan Euro Disney.

Selanjutnya ia menekankan bahwa larangan tersebut harus dihapus karena tidak hanya masalah hak tetapi penting bagi ekonomi kerajaan.

Ia memilih untuk “mengeluarkan biaya” bagi perempuan yang terpaksa menggunakan supir dan taksi karena sistem angkutan umum yang ada kurang layak dan bisa mempengaruhi perekonomian negara.

“Tidak untuk angkutan umum setidaknya untuk saat ini, sarana ini sepenuhnya tidak layak bagi perempuan, bahkan untuk pria Arab sekalipun tidak sepenuhnya layak,” tegasnya.

“Melarang perempuan mengemudi mobil pada saat ini sama saja dengan melarang salah satu hak seperti hak mendapatkan pendidikan atau memiliki identitas independen,” katanya.

Pada saat ini Riyadh berhadapan dengan perjuangan ekonomi yang disebabkan oleh defisit anggaran hampir $ 100 milyar, akibat oleh penurunan tajam harga minyak serta meningkatnya pengeluaran militer Riyadh yang dikeluarkan untuk serangan terhadap Yaman yang telah menewaskan ribuan orang dan melukai banyak lainnya.

Saudi juga telah dipaksa untuk memperkenalkan serangkaian langkah-langkah penghematan yang mencakup membatalkan beberapa bonus yang diberikan kepada karyawan pemerintah dan meningkatnya biaya visa masuk bagi warga dan orang asing.

Pangeran Saudi mencatat bahwa hasil dari larangan mengemudi tersebut, adalah pengeluaran keluarga rata-rata $ 1.000 per bulan untuk supir, jumlah yang cukup besar bila digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang lain.

“Memperbolehkan wanita mengemudi telah menjadi tuntutan sosial yang mendesak terutama pada keadaan ekonomi saat ini,” katanya.

Miliarder Pangeran mencatat bahwa satu-satunya solusi adalah dengan membolehkan wanita mengemudi seperti membolehkan mereka membawa smartphone dalam kasus darurat dan melarang mereka mengemudi ke luar kota.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang perempuan mengemudi. Larangan itu berasal dari fatwa agama yang dikenakan oleh ulama Wahhabi. Jika seorang wanita berada di belakang kemudi mereka mungkin akan ditangkap, dikirim ke pengadilan dan bahkan dicambuk.

“Mereka melakukan tindakan tidak adil bagi masyarakat, jauh lebih ketat daripada apa yang sah diperbolehkan oleh ajaran agama,” tambahnya.

Pemerintah Saudi telah menantang seruan oleh kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk mengakhiri apa yang telah digambarkan sebagai pelanggaran hak-hak perempuan. Pada bulan April, mufti agung Arab Saudi, Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh, membela larangan tersebut, mengatakan mengizinkan perempuan mengemudi berbahaya karena membangkitkan “kejahat.”

(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: