Imam Ali Ridha as dikenal piawai dalam berdialog, meskipun Ma’mun seringkali mengadakan dialog antara Imam as dengan ulama-ulama dari berbagai mazhab dan agama dengan maksud untuk mengalahkan Imam as.
Mengenai kehidupan Imam Ali Ridha as, Hujjatul Islam Sayid Samsamuddin Qawami menjelaskan bahwa Imam ke delapan Syi’ah atau disebut juga ‘Alim keluarga Muhammad, dan julukan ini telah disebutkan oleh Imam Shadiq as jauh sebelum kelahirannya, dimana saat itu Imam Shadiq as berkata kepada Imam Kazhim as bahwasanya ‘Alimnya keluarga Muhammad berada dalam shulbimu.
Beliau melanjutkan, Imam Ridha as dalam menghadapi berbagai pemikiran pada masanya, beliau as mencoba untuk menghadapi dan menanganinya dengan cara yang sangat baik. Pada zaman itu penyimpangan-penyimpangan banyak terbentuk pada masa Harun dan pada masa pemerintahan Ma’mun juga keadaan masih kurang memungkinkan sehingga berbagai pemikiran masuk kedalam masyarakat Islam.
Hujjatul Islam Qawami lebih lanjut menjelaskan bahwa Imam Ali Ridha as harus menghadapi orang-orang yang disusupi penyimpangan. Sementara di saat Imam Ridha as masih di Madinah permasalahan seperti ini tidak banyak ditemukan, karena banyak tersebarnya pemikiran-pemikiran Ahlul Bayt as, akan teapi persoalan ini banya ditemukan di Iraq dan Iran, oleh karenanya saat Imam Ridha as masuk ke Iran, beliau as menggunakan kedudukannya sebagai “Wali Ahd” untuk membersihkan berbagai pemikiran yang menyimpang.
Imam Ali Ridha as dikenal piawai dalam berdialog, meskipun Ma’mun seringkali mengadakan dialog antara Imam as dengan ulama-ulama dari berbagai mazhab dan agama dengan maksud untuk mengalahkan Imam as, akan tetapi Imam as selalu menang dalam berdialog, Imam as selalu berbicara berdasarkan agama dan lidahnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email