“Syi’ah kami adalah orang-orang yang mengikuti dan taat kepada semua perintah kami, dan orang yang menentang dengan perkara kami maka mereka bukan bagian dari Syi’ah kami.”
Shabestan News Agency, bertepatan dengan hari syahadahnya Imam Hasan Askari as, Hujjatul Islam Nazhari Khuram menjelaskan bahwa dalam sejarah disebutkan bahwa Imam Hasan Askari as berada di bawah kontrol pengasingan.
Bahkan dalam kitab “Ghaibah” karya Syaikh Thusi, dalam kitab tersebut disebutkan bahwa selama Imam Askari as berada di Samarra, beliau diperintahkan untuk mengabarkan keadaan dan situasinya kepada pemerintahan saat itu. Dinukil dari salah seorang pelayan beliau as bahwasanya setiap hari Senin dan Kamis Imam Askari as dipaksa untuk datang ke “Darulkhilafah”, kemudian memberikan kabarnya kepada utusan-utusan pemerintah di sana.
Pada saat Imam Askari as berada di bawah kontrol, selama 13 tahun para pengikut Syi’ah kerap mengunjungi Imam as dengan kondisi yang sulit, dan bahkan beberapa darinya demi melihat dan mendapat kabar tentang keadaan Imam as mereka datang bersama petinggi-petinggi pemerintahan.
Salah seorang sahabat Imam Askari as mengatakan “suatu hari rencananya Imam Hasan Askari as akan dibawa ke Darulkhilafah, aku (Ali bin Ja’far) duduk menanti untuk melihat beliau as, kemudian tiba-tiba ada yang menyampaikan surat dari Imam as untukku, dalam surat tersebut Imam as berkata “saat nanti aku lewat di hadapanmu, jangan kau ucapkan salam, atau memberi isyarat apapun, karena engkau sedang tidak aman, dan nyawamu dalam bahaya.”
Di akhir-akhir usia Imam Askari as, dan menjelang kegaiban Imam Zaman afs, dalam sebuah riwayat disebutkan tentang perbedaan antara Syi’ah dan pecinta, Imam Hasan Askari as berkata “Syi’ah kami adalah orang-orang yang mengikuti dan taat kepada semua perintah kami, dan orang yang menentang dengan perkara kami maka mereka bukan bagian dari Syi’ah kami.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email