Pesan Rahbar

Home » » Raja Salman: Langkah-langkah Ekonomi Saudi Menyakitkan

Raja Salman: Langkah-langkah Ekonomi Saudi Menyakitkan

Written By Unknown on Thursday, 15 December 2016 | 20:56:00

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menghadiri pertemuan puncak tahunan Negara Teluk Persia ke-37 di Manama, Bahrain, pada tanggal 6 Desember 2016. (Foto: Reuters)

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah mengakui bahwa beberapa langkah-langkah ekonomi yang diadopsi oleh pemerintahnya untuk menanggapi harga minyak yang rendah telah “menyakitkan,” namun menekankan bahwa kebijakan itu diperlukan untuk mencegah krisis keuangan lebih rumit.

Raja Salman membuat pernyataan tersebut dalam pidatonya di Majelis Permusyawaratan Arab Saudi, yang juga dikenal sebagai Dewan Syura, Rabu.

“Negara sedang berusaha untuk menangani perubahan ini … melalui berbagai tindakan untuk merestrukturisasi ekonomi, beberapa di antaranya mungkin menyakitkan dalam jangka pendek tetapi tujuan akhirnya untuk melindungi perekonomian negara Anda dari masalah lebih buruk,” katanya.

Raja Saudi lebih lanjut mencatat bahwa Riyadh juga telah memotong pengeluaran dalam kondisi yang sama dalam tiga dekade terakhir.

Keuangan Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia dan eksportir minyak terbesar pendapatannya merosot tajam karena penurunan harga minyak dan meningkatnya pengeluaran militer yang sebagian besarnya disalurkan untuk serangan militer terhadap Yaman, yang mengakibatkan ribuan orang tewas dan banyak lagi terluka.

Kerajaan mengalami defisit anggaran hampir $ 100 miliar pada tahun lalu, mendorong untuk mengekang pengeluaran publik dalam upaya untuk menghemat uang.

Kembali pada bulan September, rezim Riyadh membatalkan tunjangan keuangan untuk karyawan pemerintah dan memotong gaji para menteri dan anggota Dewan Surabaya masing-masing sebesar 20 dan 15 persen.

Api gas terlihat di gurun dekat ladang minyak Khurais, Arab Saudi. (Foto: Reuters)

Menyinggung tentang agresi Saudi mematikan terhadap negara tetangganya Yaman, Raja Salman menyatakan bahwa negaranya menentang “campur tangan” dalam urusan dalam negeri negara miskin itu.

Putra Salman, Wakil Mahkota Mohammad bin Salman Al Saud, harus bertanggung jawab atas perang di Yaman, yang diluncurkan pada Maret tahun 2015 dengan tujuan untuk mengembalikan kedudukan mantan pemerintah Yaman.

Intervensi Riyadh ke Yaman telah menelan biaya miliaran dolar pada waktu yang sama kerajaan sedang bergulat akibat jatuhnya pendapatan minyak. Setidaknya 11.400 warga sipil tewas dalam serangan Saudi, menurut penghitungan terbaru oleh kelompok monitoring Yaman.

(Reuters/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: