Seorang pemuda yang ingin memiliki kehidupan sebagai penanti Imam Zaman afs, maka ia harus membuka pandangannya.
Shabestan News Agency, terkait dengan pembahasan “kedudukan generasi muda dalam tema Intizhar dan Zuhur Imam Zaman afs”, Hujjatul Islam Ali Shaduqi menjelaskan bahwa budaya penantian merupakan sebuah budaya yang terbatas pada invidual, supaya seluruh ajaran Islam bisa dijelaskan kepada semuanya, dimana budaya penantian ini memiliki kewajiban yang harus dilakukan oleh para penanti Imam afs, yakni semuanya harus mempersiapkan kemunculan Imam afs dan pemerintahan Imam Makshum as.
Beliau menambahkan, persiapan ini membutuhkan beberapa hal, seorang penanti yang hakiki harus beramal sesuai dengan dasar-dasar keyakinannya, kemudian memperluas kapasitas yang dimilikinya, yakni ia harus yakin bahwa dalam setiap kehidupan pasti ada permasalahan dan problematika, dan ia harus menghadapi hambatan dan rintangan tersebut. Oleh karena itu seorang penanti yang enggan berhadapan dengan segala tantangan, pada dasarnya ia tidak memahami misi dan tanggung jawab dirinya.
Lebih lanjut Hujjatul Islam Shaduqi menuturkan, seorang pemuda yang ingin memiliki kehidupan sebagai penanti Imam Zaman afs, maka ia harus membuka pandangannya yakni pandangan mengenai tujuan, jalan, hambatan dan rintangan yang akan dihadapi supaya kelak ia bisa mengahdapi segala hambatan tersebut.
Generasi muda penanti Imam Zaman afs dasar kehidupan mereka tidak hanya berdasarkan syi’ar belaka, akan tetapi mereka harus menjalani kehidupan dengan perasaan, dimana mereka dalam setiap keadaan dan kondisi terus melangkah untuk memperbaiki dirinya dan orang lain, pungkas Hujjatul Islam Shaduqi.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email