Jika kita bisa melakukan sesuatu untuk bisa masuk ke lapisan menengah masyarakat Barat, sehingga mereka bisa menemukan pengganti dari peradaban Barat.
Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Ali Ridha Panihian menjelaskan bahwa premis mengemukanya perasaan Intizhar Al-Faraj ialah perasaan keberatan atau ketidak puasan akan kondisi yang ada. Yakni seseorang yang merasa puas akan kondisi yang ada maka tidak akan menantikan suatu kondisi lain yang lebih baik darinya.
Meskipun bentuk keberatan dan ketidak puasaan ini termasuk premis di luar Intizhar Al-Faraj tersebut, namun karena hal itu merupakan bagian dari peran yang penting dalam membentuk sebuah penantian lainnya maka hal itu termasuk pengantar pertama dari Intizhar.
Manusia haruslah memiliki perasaan keberatan dan ketidak puasan, jika tidak maka tidak bisa disebut sebagai penanti Imam Zaman afs, walaupun seseorang dengan sedikit adanya perubahan dalam kondisi keadaannya namun ia tidak ada perasaan keberatan maka tidak akan sampai pada batas penantian.
Terkadang orang-orang yang memeluk Islam karena kecenderungan mereka terhadap agama Islam yang merupakan agama minoritas. Seperti kejadian di Amerika, dimana rata-rata orang-orang kulit hitam yang dipenjara di Amerika mereka memeluk agama Islam. Orang-orang yang berada dalam puncak kesulitan dan tidak ada harapan untuk menenangkan hatinya kemudian tidak ada pilihan lain selain masuk agama Islam, hal seperti tidak memiliki nilai lebih.
Sementara, jika kita bisa melakukan sesuatu untuk bisa masuk ke lapisan menengah masyarakat Barat, sehingga mereka bisa menemukan pengganti dari peradaban Barat pada pemikiran yang baru dengan menyadarkan mereka kepada penyelamat yang dijanjikan.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email