Anies Baswedan. (Foto: Merdeka.com/anisyah)
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, Selasa (2/5) kemarin sempat mengatakan bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) turut andil dalam proses pencalonan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017. Saat dikonfirmasi oleh awak media, Anies mengaku tidak terlibat dalam proses tersebut.
"Enggak tahu, saya enggak terlibat," kata Anies di Jakarta Convention Center (JCC), Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (2/5).
Dia-pun menyuruh kepada wartawan yang sedang mewawancarainya untuk langsung bertanya orang yang terlibat dalam proses pencalonannya.
"Menurut saya teman-teman cek aja kepada para pelaku karena kalau saya enggak terlibat di situ. Saya taunya dengan Bang Sandi dan Gerindra," jelas Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu juga mengatakan dirinya pernah dipanggil oleh Partai Gerindra. Namun dia tidak tahu siapa saja yang hadir dalam pertemuan itu.
"Saya dipanggil oleh Gerindra tapi di dalamnya seperti apa itu teman-teman yang tahu itu dari Gerindra," ungkapnya.
Sementara itu, Sandiaga tak mau mengomentari lobi-lobi politik tingkat tinggi itu. "Saya lebih baik enggak usah komentar deh, karena itu politik tingkat tinggi ya. Saya fokus di Jakarta saja," kata Sandiaga di Posko Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/5).
Politisi Partai Gerindra itu hanya mengatakan di masa-masa krusial tersebut dia juga melakukan lobi-lobi dengan sejumlah pihak. Itu dilakukan Sandiaga sebagai bentuk tanggungjawabnya memegang mandat dari PKS dan Partai Gerindra.
"Saya yang pegang mandat dari Gerindra dan PKS dan saya yang melakukan lobi-lobi termasuk telepon-telepon yang pasti semua itu ada saya," jelas Sandiaga.
Sandiaga pun berjanji akan menulis semua peristiwa penting di detik-detik penetapannya sebagai calon yang diusung oleh partai dalam sebuah buku.
Sebelumnya diketahui, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkap ada peran Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pencalonan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017. Dalam pidato di hadapan anggota Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin), Zulkifli menjelaskan asal muasal partai politik non-pengusung Basuki Tjahaja Purnama dalam menentukan calon.
"Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh enggak ngaku saya dengar kok teleponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah. tapi di sini (di Cikeas) sudah kadung mau mengumumkan Agus-Sylvi, jam 2 pagi di sana baru putus akhirnya Anies diambil, Sandi jadi wakil," ujarnya.
Meski terjadi dua koalisi antara enam partai tersebut, Zulkifli menjelaskan keenam partai memiliki tujuan yang sama menginginkan Jakarta harus dijabat oleh Gubernur baru atau dengan kata lain petahana Basuki Tjahaja Purnama harus kalah.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email