Seorang muslimah India dalam inisiatif menarik untuk memikat para penganut Hindu akan al-Quran, menyelenggarakan kelas-kelas pendidikan al-Quran dengan bahasa mazhab mereka, yakni Sansekerta.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari inuth, Raziah Muhammad Koti, muslimah propinsi Kerala di selatan negara India menggunakan dua sarana ilmu dan bahasa sehingga mampu menarik para penganut Hindu menuju al-Quran, dengan tanpa menciptakan fanatisme mazhab.
Di negara India jika dikatakan pada seseorang, seseorang mengajarkan al-Quran dan bahasa Sangsekerta, itu adalah hal yang mengherankan, karena Sansekerta adalah bahasa mazhabi masyarakat Hindu dan barang kali pengajar semacam ini dipuji karena menghapus stereotip palsu dan Raziah Muhammad Koti, termasuk salah seorang pengajar yang melakukan demikian dan menyelenggarakan kelas-kelas al-Quran dan pendidikan bahasa Sansekerta untuk muslim dan umat Hindu.
Ia alumnus universitas CMS di Kottayam propinsi Kerala dalam jurusan Kimia. Ia mulai belajar bahasa Sansekerta pada tahun 2012.
Ia mengatakan, mempelajari bahasa Sansekerta sama sekali tidak menjadi perintang untuk melakukan amalan-amalan religi saya dan sejatinya hari-hari saya sebelum mempelajari bahasa dimulai dengan salat Subuh dan membaca al-Quran.
Motivasi Pendidikan al-Quran dan Bahasa Sansekerta
Raziah berkeyakinan ilmu dan bahasa tidak terkait dengan mazhab dan al-Quran merupakan sebuah pedoman dan pengetahuan umum, yang tidak diperuntukkan untuk kaum muslim semata dan dengan melontarkan opini semacam ini maka tidak ada lagi tempat untuk diskriminasi.
Ia melontarkan opininya yaitu pendidikan al-Quran sebagai sebuah ilmu di benak 96 pelajar dan menganggap kelas-kelasnya sebagai tempat menimba ilmu, bukan diskriminasi ataupun fanatisme dan mayoritas para peserta kelas adalah para penganut Hindu, yang gemar mempelajari ilmu al-Quran.
Kelas pendidikan bahasa Sansekertanya mencakup 180 pelajar, yang seperempatnya adalah kaum muslim, seperti Rashid Baqavi, khotib populer muslim.
Mengajar Anak-Anak Utismi dan Lansia
Raziah dengan mendapatkan ijazah Neuro-linguistic programming yang merupakan sebuah pendekatan komunikatif, perkembangan individu dan sebuah metode terapis mengajar bahasa Sansekerta dan al-Quran kepada anak-anak.
Ia mengatakan, mengajar termasuk salah satu keahlian dimana seseorang lewat hal itu dapat memindahkan ilmu kepada seseorang dan merefleksikan pemikirannya.
Raziah juga mahir dalam mengajar para lansia dan dapat mendorong 60 lansia untuk menimba ilmu dan hadir dalam kelas-kelasnya.
Apa Kata Para Murid?
Winta Kisi, salah seorang murid Hindu Raziah mengatakan, mempelajari bahasa Sansekerta dari seorang guru muslim bagi kami adalah suatu kebanggaan, karena kami menggapnya sebagai sebuah prioritas.
Nafiseh, salah seorang murid muslim mengatakan, keluarga muslim sangat gembira, karena kami mempelajari bahasa Sansekerta disisi al-Quran.
Ia menambahkan, ketika kami mendengar seorang muslimah mengajarkan bahasa Sansekerta, kami berkata kepada diri kami sendiri, kenapa kita harus tertinggal.
Raziah dalam kelas al-Qurannya, yang mayoritas adalah penganut Hindu mengatakan, spiritual adalah ruh semua agama dan mempelajari al-Quran akan mengenalkan kalian tentang keutamaan-keutamaan Islam.
Pendirian Perpustakaan al-Quran
Raziah untuk publikasi ilmu al-Quran dan pengenalan dengan pandangan dunia Islam, telah meluncurkan perpustakaan kecil di markas pendidikannya.
Ia bersama dua putrinya juga mempelajari bahasa Perancis, karena ia berkeyakinan dengan mempelajari pelbagai bahasa, akan dapat menjadi duta al-Quran di kalangan masyarakat bahasa tersebut.
(Inuth/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email