SBY konpres di wisma proklamasi. (Foto: Merdeka.com/imam buhori)
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa teleponnya disadap. Alasan tersebut setelah dari kubu terdakwa Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) saat sidang menyebut SBY menelepon Ketua MUI Ma'ruf Amin meminta dikeluarkan fatwa penistaan agama.
SBY membantah keras tuduhan tersebut. Bahkan SBY berang karena merasa komunikasinya telah disadap SBY. SBY pun meminta Ma'ruf untuk bersabar menghadapi tudingan tersebut.
"Bpk Ma'ruf Amin, senior saya, mohon sabar & tegar. Jika kita dimata-matai, sasarannya bukan Bpk. Kita percaya Allah Maha Adil *SBY*," kata SBY melalui akun Twitter miliknya @SBYudhoyono seperti dikutip merdeka.com, Sabtu(4/2).
Diketahui, SBY menegaskan penyadapan demi kepentingan politik adalah tindakan ilegal. Sebab, sudah pasti penyadapan dilakukan tanpa izin pengadilan. Dia menyebut penyadapan ini artinya dilakukan demi kepentingan politik.
"Kalau percakapan saya dan Pak Ma'ruf Amin atau siapa dengan siapa disadap tanpa alasan sah, tanpa perintah pengadilan, hal-hal yang dibenarkan dalam UU, namanya penyadapan ilegal. Kalau penyadapan motif politik, political spying," kata SBY di kantor DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).
SBY menambahkan, penyadapan ilegal dengan kepentingan politik merupakan kejahatan serius. Dia merasa ironis, jika mantan presiden saja disadap secara ilegal. SBY pun meminta bukti transkrip dari percakapan yang diklaim tim Ahok telah dikantongi.
"Melalui mimbar ini saya mohon agar transkrip saya yang katanya sekarang dimiliki pihak Pak Ahok atau tim pengacaranya juga bisa mendapatkannya. Karena saya khawatir kalau tidak didapatkan saya bisa saja itu ditambah atau dikurangi," pintanya.
SBY mengaku heran darimana kubu Ahok punya transkrip percakapan itu. Menurutnya, penyadapan ilegal merupakan kejahatan serius.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email