Selain untuk tabligh dan khutbah, para nabi dan para imam maksum selalu mengaktifkan masjid dengan berbagai aktifitas, seperti perdagangan dan pertanian. Karena para ulama merupakan pewaris para nabi, maka hendaknya para ulama juga dapat mempraktikkannya.
Imam Jamaah Masjid Azzhara, Hujjatul Islam wal Muslimin, Sayyid Hadi Alamul Huda mengatakan itu sembari mengingatkan bahwa para imam jamaah sebagaimana para rohaniawan lainnya selain mengurus kemakmuran masjid, mereka perlu melakukan aktifitas-aktifitas lain seperti berdagang, membuat besi dan lainnya sebagaimana pernah dipraktekkan ulama terdahulu, seperti Syeikh Bahai, Ibnu Sina yang mempraktekkan ilmu handasah, kedokteran selain fiqh dan ijtihad.
“Islam sebenarnya tidak menegaskan secara khusus bahwa pekerjaan memakmurkan masjid sebagai pekerjaan khusus bagi para rohaniawan. Walaupun begitu menghidupkan aktifitas masjid merupakan perhatian utama dalam sunnah para imam dan ulama-ulama syiah,” terang Alamul Huda
Dia menambahkan bahwa tidak menjadi persoalan dalam syariat para imam jamaah untuk aktif dalam berbagai aktifitas selain menjadi imam jamaah, terutama masalah ekonomi. Sebab, para imam jamaah tersebut sebagaimana manusia lainnya juga punya kebutuhan materi untuk keluarganya.
“Para rohaniawan tidak wajib menjadikan imam sebagai tugas mereka dan mencari rezeki darinya. Dan sudah pasti bahwa mendapatkan rezeki dari perbuatan itu, seperti ceramah pada acara duka misalnya, tentu tidak masalah,” terang Alamul Huda
Pada kesempatan itu, Alamul Huda juga menceritakan akan pada ceramah Pemimpin Revolusi Islam Iran Imam Khamenei serta Imam Khumaini tentang posisi para rohaniawan dalam memberi hidayah bagi manusia. Dimana, selain mengetahui tingginya nilai mengaktifkan masjid, agar dapat menjadikan tugasnya itu sebagai sarana dalam memberi hidayah untuk para jamaah shalat.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email