Bertepatan dengan hari 22 Bahman, Atase Kebudayaan Iran di Malaysia menyelenggarakan musabaqoh mafahim al-Quran di Kuala Lumpur.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari situs organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam, Ali Muhammad Sabiqi, atase kebudayaan Iran di Malaysia dalam acara penutupan musabaqoh mafahim al-Quran dan pertemuan keakraban dan harmonisasi dengan al-Quran yang diselenggarakan dengan dihadiri Abbas Ghanbari Baghestan, atase ilmiah Iran di Asia Timur mengatakan, masyarakat muslim Iran, tua dan muda melakukan pembaiatan ulang dalam peringatan kemenangan Revolusi Islam ke 38.
Ia menambahkan, masyarakat dan para remaja Iran mendukung dan mengayomi revolusi Islam, pemerintahan Republik Islam dan tujuan-tujuan revolusi serta akan bangkit melawan musuh-musuh sejati Islam dan Iran serta menunjukkan upaya luhurnya.
Sabiqi di bagian lain ucapannya dalam analisis proses Revolusi Islam menjelaskan, revolusi Islam adalah sebuah fenomena yang tidak dapat direncanakan dari sebelumnya dimana Timur dan Barat tidak memperdiksikannya.
Ia menegaskan, dengan dipimpin oleh Imam Khomeini (ra) dan persatuan masyarakat, revolusi dengan agung ini terjadi dan rezim Pahlavi yang landasannya dibangun berdasarkan kelaliman, tumbang dan terbentuklah revolusi Islam.
Atase Kebudayaan Iran di Malaysia mengatakan, revolusi kami adalah sebuah fenomena efektif yang menciptakan perubahan baik perubahan internal ataupun perubahan struktural dalam pemerintahan yang berpengaruh juga dalam kancah regional dan global.
Sabiqi dengan menjelaskan bahwa Revolusi Islam keluar dari kehendak para adikuasa mengatakan, setiap hari menambah kemampuan, istiqamah, komitmen dan efektivitas baik untuk internal dan juga luar negeri Revolusi.
Ia demikian juga terkait kriteria Revolusi Islam Iran mengatakan, bertolak dengan semua revolusi-revolusi yang ada di dunia, yang mana untuk beberapa waktu sama sekali tidak ada referendum; namun beberapa pekan setelah Revolusi Islam, dilakukan referendum dan masyarakat dengan 98,2% memberikan suara "Iya” untuk Republik Islam.
Atase kebudayaan Iran kemudian dengan mengisyaratkan perlawanan Republik Islam Iran dalam melawan pelbagai intrik asing mengungkapkan, jika para musuh sebelumnya menggambarkan Revolusi Islam Iran sebagai sebuah problem; namun sekarang menerima Revolusi Islam sebagai bagian dari solusi problem dunia.
Menurut berita tersebut, setelah usai pidato atase kebudayaan negara Iran, para juara pertama sampai ketiga musabaqoh al-Quran yang diselenggarakan atas prakarsa dewan Muhibbin Rasulullah dan dengan dukungan atase ilmiah Iran di Asia Timur dan aliansi himpunan Islam Mahasiswa Asia Timur diberi hadiah. Parwaneh Mohsenzadeh dan Ali Akbar Pabarja adalah juara prtama dan kedua, sementara Reyhaneh Durdiyan, Sadiqeh Alizadeh, Mohammad Javad Sadiqiyan, Amir Qudrat al-A’yan dan Raziah Khamis Asyari, adalah para juara tiga musabaqoh tersebut.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email