Foto: AFP Photo/WILLIAM WEST
Kunjungan pertama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Australia diwarnai aksi protes. Ratusan demonstran pro-Palestina berkumpul di Sydney dan menyebut Netanyahu sebagai ‘penjahat perang’.
“Kami ada di sini untuk menentang dukungan Australia untuk Israel, untuk negara apartheid yang rasis,” tutur salah satu demonstran bernama Randa Abdel-Fattah kepada AFP, Kamis (23/2/2017). Abdel-Fattah berprofesi sebagai pengacara dan penulis pro-Palestina.
“Sungguh menjijikkan untuk melihat beberapa pemimpin Australia kita menggelar karpet merah dan menyambut seorang penjahat perang ke Australia,” imbuhnya.
“Tapi ada banyak warga Australia yang menentang hal ini dan kami menyuarakan pandangan kami secara keras dan jelas hari ini, kepada (Perdana Menteri) Malcolm Turnbull dan (Menteri Luar Negeri) Julie Bishop, ‘tidak atas nama kami’,” ucapnya.
Para demonstran membawa spanduk dan poster yang menyuarakan penolakan mereka pada Netanyahu. Salah satunya menampilkan foto Netanyahu yang ‘dipasangi’ kumis mirip Hitler dengan kata ‘Facist’ tertulis di bawahnya. Demonstran yang digalang oleh kelompok Palestina Action Group ini juga berusaha melakukan long march ke hotel tempat Netanyahu menginap, namun dihalangi polisi.
Ratusan Demonstran Pro-Palestina di Australia Memprotes Netanyahu (Foto: AFP Photo/WILLIAM WEST)
Sebelum Netanyahu tiba di Sydney, pada Rabu (22/2) pagi waktu setempat, sekitar 60 pemimpin bisnis, akademisi, anggota ulama setempat dan mantan politikus menandatangani surat terbuka yang isinya menyatakan Australia tidak seharusnya menyambut Netanyahu. Dalam surat itu, mereka menyebut kebijakan-kebijakan Netanyahu sangat memprovokasi, mengintimidasi dan menindas Palestina.
Selain aksi protes, para pendukung Israel juga menggelar aksi dukungan di jalanan Sydney. Surat kabar setempat, The Australian, melaporkan bahwa kepolisian antihuru-hara mengamankan seorang pria yang mendekati kerumunan massa sambil berteriak ‘Hidup Israel’.
Netanyahu mendarat di Sydney pada Rabu (22/2) pagi, sekitar pukul 06.30 waktu Australia Timur. Kunjungan pertama Netanyahu ke Australia berlangsung selama empat hari setelah sebelumnya dia berkunjung ke Singapura.
Dalam penerbangannya dari Singapura ke Australia, pesawat Netanyahu terpaksa terbang memutar dengan rute Kuala Lumpur-Kota Kinabalu-Manila-Papua Nugini. Akibatnya, penerbangan yang seharusnya memakan waktu 8,5 jam, jadi lebih lama yakni mencapai 11 jam.
Kabag Humas Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Agoes Soebagio menjelaskan bahwa pesawat Netanyahu itu belum mendapat diplomatic clearance dari Kementerian Luar Negeri dan juga security clearance dari Kementerian Pertahanan, sehingga tidak bisa masuk wilayah udara Indonesia.
(AFP/Detik-News/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email