Pesan Rahbar

Home » » Borosnya Keluarga Bani Saud; Kerajaan Emas Hitam

Borosnya Keluarga Bani Saud; Kerajaan Emas Hitam

Written By Unknown on Monday 20 March 2017 | 21:44:00

Dalam dokumen Panama Papers, disebutkan Raja Salman membeli sebuah kapal pesiar supermewah dan beberapa properti bernilai jutaan dolar Amerika Serikat di London.

Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz saat tiba di gedung Nusantara, kompleks DPR, 2 Maret 2017. (Foto: Dokumentasi Albalad.co)

Sejak awal, kontrak antara rakyat dan keluarga kerajaan mirip orang berdagang: pemerataan kesejahteran dibayar dengan kekuasaan mutlak Bani Saud. Seorang koresponden majalah Life mengunjungi Arab Saudi pada 1943 memberikan gambaran betapa murah hatinya Raja Abdul Aziz, pendiri negara Kabah itu.

Ketika sedang menunggu ban mobil Packardnya dibetulkan di pinggir jalan, Raja Abdul Aziz menghadiahi seorang penggembala duduk di atas punggung unta melintas di hadapannya dengan beberapa batang emas. Di Riyadh, di membikin dapur umum bertugas membagikan sup ke kaum miskin. Oven dipakai besanya cukup untuk memasak satu unta," tulis konresponden Life itu.

Salman bin Abdul Aziz dilahirkan pada 1935, hanya tiga tahun setelah ayahnya itu mengumumkan berdirinya Kerajaan Arab Saudi. Kekuasaan dan legitimasi negara baru ini bersandar pada dua tiang: keluarga kerajaan dan sekutu mereka para pentolan ulama Wahabi. Minyak, ditemukan di timur Saudi pada 1938, menjadi sumber pendanaan bagi keduanya.

Sebagai pangeran muda, Salman ingat keluarganya masih tinggal di tenda-tenda pada 1932, dan dia menceritakan kenangan itu kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. Raja Abdul Aziz sering menikah. Dari 17 istrinya diketahui, dia memiliki 36 putra. Kebiasaan beristri banyak ini untuk memperkuat persatuan dengan banyak suku Arab.

Salman, diyakini sebagai putra ke-25, diuntungkan meski mesti bersaing dalam keluarga bani Saud superbesar. Ibunya, Hassa as-Sudairi, ayah istri kesayangan Raja Abdul Aziz. Salman adalah satu dari tujuh anak Raja Abdul Aziz dengan Hassa, dikenal dengan blok Tujuh Sudairi.

Pakaian tradisional dikenakan Raja Salman kini bertolak belakang dengan gayanya semasa muda, berdandan ala Barat. Hampir setengah abad menjadi gubernur Riyadh, dia mengubah ibu kota Arab Saudi ini dari daerah gurun sederhana menjadi metropolitan, dengan jutaan penduduk, jejeran gedung pencakar langit, jalan raya, dan istana-istana bagi pangeran kaya baru.

Embargo minyak mengejutkan dunia pada 1973 telah membikin harga emas hitam itu meroket dan fulus dalam jumlah sangat besar pun mengalir masuk ke Arab Saudi. Meski menerapkan syariat Islam kaku, sebagin pangeran Saudi kerap pelesiran ke tempat-tempat elite di seluruh dunia, termasuk Monte Carlo.

Lewat hasil lusinan wawancara dengan diplomat, manajer investasi, ahli ekonomi, agen properti dan perjalanan, dekorator interior dan sejumlah anggota Bani Saud, serta mempelajari dokumen-dokumen pengadilan dan dokumen real estat, the New York Times bisa menyusun detail belanja keluarga kerajaan.

Skala harta keluarga Kerajaan Arab Saudi benar-benar dijaga kerahasiannya. Fulus dibagi di antara banyak keluarga dan tersebar di beberapa benua, sehingga sulit untuk dihitung secara akurat. Mekanisme pendanaan bagi keluarga Bani Saud dirancang tidak transparan.

Jatah duit negara bagi kaum ningrat Bani Saud tidak pernah dibuka. Bahkan orang-orang mengikuti keluarga kerajaan dari dekat tidak dapat menduga berapa jumlah kekayaan keluarga kerajaan.

Meski tersembunyi dari jangkauan hukum dan laporan media asing, keluarga kerajaan tidak ingin menunjukkan harta mereka kepada 30 juta rakyat Saudi. Keluarga kerajaan membangun tembok tinggi di sekeliling istana-istana mereka, membeli banyak aset di luar negeri lewat perusahaan cangkang, menggunakan orang ketiga untuk investasi dalam jumlah besar, serta meminta perjanjian dengan para pekerjanya untuk tidak membuka rahasia.

Panama Papers dilansir April tahun lalu menyebutkan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz juga terlibat dalam perusahaan cangkang di Luksemburg dan British Virgin Islands. Dalam dokumen itu disebutkan Raja Salman membeli sebuah kapal pesiar supermewah dan beberapa properti bernilai jutaan dolar Amerika Serikat di Ibu Kota London, Inggris, termasuk sebuah rumah sangat luas di dekat Hyde Park, Distrik Mayfair.

Secara pendapatan per kapita, Arab Saudi tidak setajir Qatar atau Kuwait, kedua negara ini juga makmur dari minyak dan gas namun subsidi buat rakyat lebih kecil ketimbang Saudi. Walau jaringan pengaman sosial sehat dan kuat, termasuk pendidikan dan kesehatan gratis, tapi masih ada warga Saudi miskin dan banyak di kelas menengah belum mampu memenuhi segala keperluannya.

Para pangeran dan puteri kerajaan mendapat beragam keistimewaan, seperti bagian rumah sakit dirancang mirip istana dengan layanan hotel bintang lima, terminal tunggu khusus keluarga kerajaan dengan dekorasi dan perlengkapan serba wah.

Namun di kalangan bangsawan Saudi juga ada perbedaan besar antara keturunan langsung dari raja dan sepupu mereka. Beberapa pangeran muda tinggal di rumah besar namun bukan istana, rumah modern di luar Ibu Kota Riyadh dan setara dengan daerah elite di California, Amerika Serikat. Mereka mengendarai Range Rover dan Mercedes SUV, sedangkan keturunan langsung raja Saudi mengebut dengan Lamborghini atau Bugatti di kawasan Knightsbridge, London.

Kekayaan anak dan cucu raja Saudi juga terus membengkak. Anak-anak pendiri Arab Saudi Raja Abdul Aziz bin Saud juga memiliki banyak keturunan. Raja Saud bin Abdul Aziz saja diperkirakan mempunyai 53 putra. "Hanya satu stadion cukup buat menampung seluruh keluarga Bani Saud," kata seorang diplomat Amerika dalam sebuah memo rahasianya pada 2009.

Jumlah kerabat ribuan orang dan bercabang-cabang, menurut Joseph A. Kechichian, mempelajari keluarga Bani Saud selama tiga dekade dan telah menulis buku berjudul Succession in Saudi Arabia. Dia menduga kini terdapat 12-15 ribu pangeran dan puteri dengan jumlah serupa. Puteri Basmah binti Saud, anak dari mendiang Raja Saud bin Abdul Aziz, lima tahun lalu bilang keluarga Bani Saud berjumlah sekitar 15 ribu orang.

Namun juru bicara Kementerian Kebudayaan dan Informasi Anas al-Qusayir mengatakan jumlah Bani Saud tidak lebih dari lima ribu orang.

(New-York-Times/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: