Tersiarnya kabar warga Muslim yang sakit maupun wafat dan diterlantarkan akibat pilihan politik membuat Dewan Masjid Indonesia angkat bicara. Belakangan, ajakan untuk tidak menjenguk sesama Muslim yang sakit dan mengurus jenazah karena soal Pilkada terindikasi bukan lagi wacana dan sekedar kampanye via spanduk.
“Mendengar isu adanya ajakan menolak menjenguk saudara muslim yang sakit atau menolak mengurus jenazah yang mendukung salah satu paslon kami perlu bersikap. Poin penting yang kami sampaikan bertujuan untuk menjaga hubungan sesama muslim, sesama manusia, dan sesama anak bangsa,” kata Sekjen Pimpinan Pusat DMI Imam Addaruqutni, dalam siaran persnya, 11/3.
Atas fenomena yang disinyalir berasal dari spanduk yang terpasang di sejumlah masjid ini, Dewan Masjid merilis 7 pernyataan sikap sebagai berikut:
1- Bahwa sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Al-Sunnah Al-Nabawiyah, syari’at Islamiyah telah dengan jelas dan tegas menetapkan kewajiban dan hak syar’i antara sesama muslim yang hidup maupun antara yang hidup dan yang meninggal dunia.
2 – Bagi orang yang sehat dalam suatu lingkungan masyarakat/kampung telah ditetapkan kewajiban syar’i yang harus ditunaikan yaitu menjenguk saudaranya yang sedang sakit, sementara yang sedang sakit memiliki hak syar’i untuk dijenguk oleh yang sehat.
3 – Selanjutnya, mensalatkan janazah saudara sesama muslim adalah kewajiban syar’i bagi yang hidup dan hak syar’i bagi jenazah untuk disalatkan.
4 – Jika kewajiban syar’i ini dengan sengaja ditinggalkan, maka berdosalah seluruh umat dalam lingkungan masyarakat/kampung itu.
5 – Begitu pula laknat Allah lah bagi para penganjurnya dan orang-orang yang mengikuti karena dengan sengaja menyelisihi ketentuan Syari’at Islamiyah.
6 – Seseorang bisa kehilangan hak syar’inya apabila secara sengaja dan terang-terangan menyatakan kekafirannya atau permusuhannya secara terus-menerus terhadap Islam.
7 – Karena itu Dewan Masjid Indonesia menyerukan segenap umat untuk menunaikan kewajiban dan hak syar’i sesama umat sesuai tuntunan syari’at Islam.
Seperti diketahui, kabar jenazah nenek 78 tahun menjadi sorotan akibat ditelantarkan oleh warga setempat. Sang nenek bernama Hindun bin Raisman itu dinilai telah memilih Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat saat Pilkada DKI putaran pertama.
Menurut keterangan putri bungsu almarhum, Neneng, sejak ibunya mencoblos Ahok-Djarot, keluarganya menjadi pergunjingan.
“Kami ini semua janda, empat bersaudara perempuan semua, masing-masing suami kami meninggal dunia, kini ditambah omongan orang yang kayak gitu, kami bener-bener dizalimi, apalagi ngurus pemakaman orang tua kami aja susah,” ujar Neneng, seperti dilansir Liputan6.com di kediamannya, Jalan Karet Raya II, Setiabudi, Jakarta Selatan, 10/3.
(Liputan-6/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email