Sebuah penampakan bangunan masjid berbentuk kapal Nabi Nuh muncul di Kota Semarang, Jawa Tengah. Bangunan masjid berdesain langka itu berada di tengah hutan dan diapit area perkebunan dan persawahan.
Namanya Masjid Safinatun Najah. Masjid itu berlokasi di Kampung Padaan, Desa Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Berada jauh dari pusat kota, keberadaan masjid berasitektur megah itu sempat membuat heboh pengguna internet atau netizen. Kawula muda bahkan kian santer memburu keberadaan masjid di pelosok desa itu.
Rupanya benar, masjid berbentuk bahtera raksasa itu ada. Masjid berwarna cokelat muda itu masih dalam tahap pembangunan.
Sujadi (40 tahun), salah satu pelaksana proyek, menjelaskan masjid Safinatun Najah dibangun di awal 2015 dan kini telah mencapai 80 persen.
“Luas bangunan masjid mencapai sekitar dua ribu meter persegi. Kalau total lahannya sekitar dua hektare,” kata Sujadi, Jumat (10/3/2017).
Masjid itu dikelola Yayasan Safinatun Najah dan sejak awal memang menginginkan mendirikan masjid berbentuk bahtera Nabi Nuh. Itulah alasan yayasan dan masjid diberi nama Safinatun Najah.
Meski begitu, pengelola masjid mengaku belum tahu sampai kapan proyeknya selesai. Namun hingga kini total anggaran untuk membangun masjid itu telah mencapai Rp 5 Miliar.
Jika dilihat lebih dekat, Masjid Safinatun Najah dibangun tiga lantai. Lantai dasar akan dimanfaatkan sebagai balai pertemuan, sedangkan dua lantai di atasnya untuk ruang salat yang mampu menampung lebih 500 jemaah.
Paling unik pada sekeliling masjid memang sengaja dibangun kolam. Fungsinya, selain agar tampak bangunan masjid kapal itu seperti mengambang di atas air, juga untuk membersihkan kaki jemaah saat memasuki masjid.
Interior masjid memadukan konsep Timur Tengah dengan desain lokal. Pada kuncup kubahnya, arsitek masjid memberinya warna hijau tua, yang mirip kuncup kubah masjid Nabawi di Mekkah, Arab Saudi.
“Untuk sementara ini baru bisa dipakai salat. Fasilitas lain, seperti klinik kesehatan dan fasilitas umum lain segera menyusul,” kata Muhammad, tenaga pengawas proyek masjid itu.
Meski bangunan masjid belum rampung seratus persen, saban hari puluhan pengunjung datang melihat masjid itu. Mereka rata-rata mahasiswa hingga pengunjung luar kota.
“Sebenarnya belum ada rencana jadi wisata religi, ya. Tapi kami persilakan orang yang datang karena penasaran,” katanya.
Risa (22 tahun), seorang pengunjung, mengaku penasaran melihat lebih dekat masjid berbentuk bahtera Nabi Nuh itu. Menurutnya, kabar keberadaan masjid itu sebelumnya ramai dibincangkan dari mulut ke mulut hingga banyak diunggah di media sosial.
“Selama ini belum ada masjid kapal. Apalagi lokasinya di tengah hutan dan persawahan. Menurut saya, layak jadi wisata religi, tapi sayang jalan masuk ke sini masih rusak,” kata mahasiswi pada sebuah universitas di Semarang itu.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email