Dengan mengulangi pembahasan yang sama para penyimak juga akan enggan mendengarkan apa yang ia sampaikan di atas mimbar.
Shabestan News Agency, Mubaligh hendaklah bisa menyesuaikan setiap kondisi yang ada dan itu seharusnya sudah menjadi kewajiban baginya. Jika mubaligh tidak bisa melakukan hal semacam itu, lantas bagaimana bisa pembahasan yang disampaikan ingin didengar oleh para hadirin semua.
Setiap pembahasan yang disampaikan oleh para mubaligh hendaklah sejalan dengan apa yang di butuhkan oleh para pendengarnya, bukan malah dia menyampaikan sesuatu yang tidak di inginkan oleh para pendengar.
Semisal, hari ini sedang ramai-ramainya masyarakat membicarakan akan fitnah yang menyebar di mana-mana, namun ketika mubaligh naik ke atas mimbar, dia malah menyampaikan akan pentingnya bersedekah. Hal semacam itu harus di hindari oleh para mubaligh, karena dapat menghilangkan minat para pendengar semua.
Disamping menyampaikan sesuatu yang aktual, para muballigh juga dituntut untuk tidak mengulangi pembasan yang sama di dalam setiap majelis pengajian. Dengan mengulangi pembahasan yang sama para penyimak juga akan enggan mendengarkan apa yang ia sampaikan di atas mimbar. Pengulang mafhum boleh sama namun isi dari pengajian haruslah beda agar tidak menghilangkan semangat pendengarnya.
Hal negatif yang juga harus di hindari oleh mubaligh adalah berbicara dengan singkat dan hanya mengatakan kesimpulan pelajaran. Hal ini walaupun terlihat nikmat namun efek sampingnya sangatlah banyak. Dengan hanya menyimpulkan pelajaran, para pendengar tidak bisa menggunakan pemikiran lagi untuk mengambil pelajaran baru atau mafhum yang baru.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email