Warga Sipil, korban pemboman AS di Mosul Iraq.
Seorang komandan AS berpangkat tinggi telah mengakui bahwa ada “kesempatan imbang” dimana serangan udara koalisi di Mosul barat menewaskan sejumlah besar warga sipil Irak.
“Kita mungkin memiliki peran dalam jatuhnya korban itu,” kata Letnan Jenderal Stephen Townsend ketika berbicara dengan wartawan, Selasa (28/3).
Dia mencatat bahwa alasan untuk tingginya jumlah korban adalah praktik menjijikkan Daesh yang menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Pada tanggal 17 Maret, jaringan televisi Kurdi Irak, Rudaw melaporkan bahwa 237 orang telah tewas dalam serangan udara koalisi pimpinan AS pada lingkungan yang dikuasai-Daesh di Mosul barat.
“Musuh campur tangan dalam hal ini,” tambahnya, menekankan bahwa “Ini pasti terlihat seperti” warga sipil yang telah dipaksa untuk berkumpul di gedung itu oleh teroris. “Apa yang saya tidak tahu mengapa mereka [warga sipil] dikumpulkan di sana oleh musuh?"
Meskipun mengakui keterlibatan AS dalam insiden itu, Townsend mencatat bahwa amunisi yang digunakan oleh pasukan koalisi pimpinan AS di daerah perkotaan padat penduduk tidak dirancang untuk menyebabkan tingkat kerusakan seperti itu.
Pekan lalu, seorang pejabat senior militer Irak mengumumkan bahwa serangan udara koalisi pimpinan AS pada sebuah truk Daesh membawa bahan peledak mengakibatkan kematian warga sipil dalam insiden Mosul.
Pada hari Senin (27/3), Pentagon mengumumkan bahwa dia menganalisis lebih dari 700 video yang didapat dari serangan udara di Mosul barat mengikuti laporan meningkatnya jumlah korban sipil.
(Reuters/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email