Kenapa Raja Arab Saudi dan rombongannya ke Bali bukan ke lombok yang dikenal pariwisata syariah?
Pertanyaan ini muncul di benak setiap orang yang suka memperhatikan isu pariwisata, malah senang bahwa nama Bali memang sudah familiar dibanding nama Indonesia, bagus buat pariwisata kita, promosi gratis.
Tapi ini juga jadi sinyal merah bahwa pariwisata syariah jauh dari harapan, apalagi mau nandingin Malaysia atau Thailand. Padahal Raja Arab itu kalau jadi ke Lombok bisa jadi promosi pariwisata syariah yang luar biasa.
Uniknya dengan ideologi Wahabi yang dianut kerajaan Saudi, sangat aneh pergi ke Bali yang dikenal banyak bule berjemur, arca dan candi-candi tempat pemujaan.
Tapi sudah rahasia umum kok di Bali juga kaget orang Arab lebih banyak ke Bali dibanding ke Lombok, apalagi bukan karena eksotik dan tentu pemandangan gratis.
Kalo kata pemuja Wahabi, suka-suka Raja Arab dong dia mau kemana? Lah dulu-dulu mereka juga yang ‘memaklumi’ bom bali yang dianggap pulau maksiat.
Tapi kayaknya Raja Saudi ini memang tidak tertarik ke Lombok yang bersyariah. Bisa jadi beliau sudah “bosan” dengan bau-bau syariah, karena Raja Salman bergelar Pelayan Dua Kota Suci “Khadimul Haramain”, emang ada di dunia ini yang lebih syariah dari Makkah dan Madinah?
Nah sekarang, intinya pemerintah kita terbuka bagi yang mau investasi, mau itu Cina atau Arab, asal lo bawa duit, karpet merah akan digelar, gak bawa duit gelar tiker aja.
(Arrahmah-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email