Pesan Rahbar

Home » » Mengenal Cucu Abdul Basit/ Seorang Putri Yang Melantunkan Tilawah Hanya di Hadapan Para Wanita

Mengenal Cucu Abdul Basit/ Seorang Putri Yang Melantunkan Tilawah Hanya di Hadapan Para Wanita

Written By Unknown on Saturday, 4 March 2017 | 22:07:00


Somaya Abdul Aziz Eddeb, cucu Abdul Basit Muhammad Abdus Somad lahir di kota Benha, propinsi al-Qulyubiyah, Mesir, menghafal seluruh al-Quran di umur 11 tahun dan memiliki suara merdu.
Menurut laporan IQNA, situs Nmisr, dengan memberitakan tentang Somaya Eddeb, cucu Abdul Basit Abdus Saomad, qori ternama Mesir, memperkenalkannya sebagai berikut:

Somaya Abdul Aziz Eddeb, cucu Abdul Basit Abdus Somad, qori ternama dan tersohor Mesir melantunkan ayat-ayat al-Quran dengan suara indah dan seseorang yang baru pertama kali mendengar suaranya, akan melihat suara merdu dan keterampilannya dalam mengeluarkan makharij huruf mewarisi kakeknya.

Dapat dikatakan ia juga seperti kakeknya, termasuk salah seorang qori tersohor mesir dan dunia Islam dan karena suara merdu dan metode tunggalnya yang tersohor dengan suara emas dunia, menunggu peraihan kedudukan penting di mata sosial.


Menghafal Seluruh Al-Quran di 11 Tahun

Somaya lahir di kota Benha, propinsi al-Qulyubiyah, Mesir dan sejak dari kecil mempelajari seni musik dan mulai menghafal al-Quran sejak dari 4 tahun dan di usia 11 tahun berhasil menghafal seluruh al-Quran.


Sejumlah video qori Mesir ini telah dipublikasikan di dunia maya, yang menunjukkan ia memiliki suara bagus, lembut dan merdu; sebuah suara yang menyebabkan sebagian orang menggambarkannya memiliki masa depan yang gemilang.


Keikutsertaan Orang Tua dalam Musabaqoh

Ayah dan ibu Somaya Eddeb menyertai dan membantunya dalam musabaqoh qiroat di sejumlah negara Arab dan non Arab, Somaya memiliki kecerdasan dan keterampilan khusus dalam tilawah, sampai-sampai setiap orang yang mendengar lantunan tilawahnya, menganggapnya memiliki suara malakut, yang melantunkan ayat-ayat al-Quran dengan suara indah dan menyejukkan, dan mempengaruhi hati.


Sang Ayah; Menyingkap Kejeniusan Qurani Sang Putri

Ayah Somaya menemukan potensi dan kejeniusan sang putri dalam tilawah dan ketika ia bersama saudaranya sibuk menghafal al-Quran, ayahnya meminta agar melantunkan sebagian ayat untuknya, sang putri ini membacakan untuk ayahnya dengan metode al-Quran yang sangat membuat takjub sang ayah dan mendorong sang anak agar menghafal seluruh al-Quran dan menimba naghom dan sang putri juga mempelajari hukum-hukum tilawah di markas spesialis qiraat, hadis, dan tafisr Mesir.


Somaya terkait mengikuti dan terpengaruh dari gaya para qori Mesir mengatakan, dalam tilawah saya terpengaruh dari sekolah Syaikh Mustafa Ismail, keindahan suara kakekku dan qiraat syiakh Kamil Yusuf al-Bahtimi, dan saya mendapatkan banyak manfaat dan melantunkan ayat-ayat al-Quran dengan pelbagai metode; saya membaca ayat-ayat mengandung kesedihan dengan naghom Saba, dan ayat-ayat surga dan kenikmatannya dengan naghom Nahawan.

Tidak Melakukan Tilawah di Hadapan Para Non Muhrim dengan Mengamalkan Hukum Fikih
Somaya Eddeb pada tanggal 29 April 2015 dengan keputusan yang diambil, telah membuat terpukau semua orang. Setelah ia bertanya ke sejumlah para ulama dan riset terkait kebolehan melakukan tilawah di hadapan para laki-laki non muhrim atau penayangan tilawahnya di sosial media dan media audiovisual sampai pada kesimpulan selama hal ini menyebabkan kerusakan, maka secara hukum syariat tidak diperbolehkan.


Taubat dan Berlepas Dari Tilawah Yang Dipublikasikan di Sejumlah Media

Setelah riset dan pengecekan, Somaya langsung melakukan taubat dan mengumumkan berlepas dirinya dari kaset dan video yang sebelumnya telah dipublikasikan, dan demikian juga tidak setuju dengan pemublikasiannya di masa mendatang.


Cucu Abdul Basit terkait kehadirannya di sejumlah majelis al-Quran menegaskan, saya aktif di majelis al-Quran, namun hanya khusus untuk para wanita dan dengan menjaga kaidah-kaidah syar’i, dengan tidak mengizinkan publikasi tilawah saya di tengah-tengah para lelaki non muhrim.

Somaya sampai sekarag tidak mengatakan siapakah ulama yang telah menfatwakan tidak diperbolehkannya membaca di tengah-tengah para lelaki non muhrim, dan tidak menyebut nama, atau tempat tinggal ulama tersebut.

(Nmisr/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: