Bendera setengah tiang berkibar di Uni Emirat Arab setelah anak tertua raja meninggal mendadak karena “serangan jantung” di usia 33 tahun, kata kerajaan, seiring beredarnya sassus pangeran tewas saat ikut dalam sebuah operasi komando di Yaman.
“Semoga Allah memberkatinya. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun,” kata otoritas kerajaan mengumumkan kematian Sheikh Rashid bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Jasad Pangeran Rashid dimakamkan di pekuburan Umm Hurair di Dubai setelah dishalatkan oleh ayahnya sendiri, kata The Independent.
Semasa hidupnya, pangeran aktif dalam banyak kegiatan sosial, utamanya penyantunan anak yatim.
Jebolan sekolah komando militer Sandhurst di Berkshire, Inggris, pada 2002, pangeran juga tenar sebagai atlet berkuda. Dia pernah meraih dua medali emas di Asian Games pada 2006. Dia juga tercatat sebagai pendiri Dubai Sport and Cultural Club yang mensponsori tim bola Manchester United.
“Hari ini saya kehilangan kawan dan sahabat terbaik sejak kecil… saudaraku tersayang Rashid. Kau bakal selalu dirindukan,” kata adiknya, Putra Mahkota Sheikh Hamdan bin Mohammed, saat memajang foto almarhum di Instagram.
Kerajaan memgumumkan masa berkabung tiga hari.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, dan Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, ikut menyatakan bela sungkawa.
Kematian Pangeran Tashid terjadi di tengah keterbelahan publik Emirat atas keterlibatan Dubai dalam invasi berdarah yang dimotori Saudi di Yaman.
Sassus yang beredar di media sosial akhir pekan lalu meragukan kematian pangeran berlatar serangan jantung, sebagaimana penjelasan resmi kerajaan.
Mengutip sumber-sumber di Yaman, beberapa media menyebut Pangeran Rasyid justru tewas dalam sebuah pertempuran di Yaman. Dia digambarkan terbunuh saat ikut serta dalam sebuah operasi komando di Provinsi Ma’arif, sekitar 120 kilometer dari Ibu Kota Sanaa.
(The-Independent/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email