Donald Trump (Foto: REUTERS)
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyetujui kontrak penjualan senjata senilai US$ 1,15 miliar (Rp 15,4 triliun) kepada Arab Saudi. Kontrak itu sebelumnya telah dibatalkan oleh pemerintahan mantan Presiden Barack Obama.
Seperti dilansir PressTV, Jumat (10/3/2017), kontrak itu mengatur penjualan senjata tepat sasaran kepada otoritas Saudi, yang diketahui hampir setiap hari melancarkan serangan udara di Yaman. Sejumlah pejabat menyatakan, proposal kontrak itu membutuhkan dukungan Gedung Putih untuk bisa terealisasi.
Pemerintahan mantan Presiden Obama membatalkan kontrak itu, setelah pesawat tempur Saudi diketahui membombardir gedung tempat digelarnya upacara pemakaman di Yaman, hingga menewaskan sejumlah warga sipil. Serangan itu memicu kecaman dunia internasional.
Persetujuan untuk kontrak kontroversial itu mengindikasikan pemerintahan Trump berupaya menjalin hubungan lebih erat dengan otoritas Saudi dalam konflik Yaman. Kontrak itu disusun oleh Departemen Luar Negeri AS.
Pemerintahan Obama membatalkan kontrak yang juga mengatur penjualan tank dan kendaraan lapis baja itu pada Desember 2016 lalu, di tengah maraknya kritikan dunia soal jatuhnya korban sipil di Yaman.
Menurut kelompok pemantau konflik Yaman, lebih dari 12 ribu orang tewas dalam operasi militer yang dilancarkan koalisi pimpinan Saudi di Yaman, sejak Maret 2015 lalu. Operasi itu bertujuan menghancurkan kelompok pemberontak Houthi yang melawan pemerintah dan mengembalikan kekuasaan Presiden Abd Rabbuh Mansur, sekutu dekat Saudi. Dalam operasi itu, AS memberikan bantuan logistik dan pengintaian untuk koalisi Saudi.
Sementara itu, kontrak penjualan senjata untuk Saudi dengan otoritas Inggris juga diwarnai kontroversi. Kontrak itu sedang dikaji Pengadilan Tinggi Inggris setelah pemerintahan Perdana Menteri Theresa May dituding turut memperluas konflik di Yaman.
Inggris sendiri diketahui telah menandatangani kontrak penjualan senjata dengan Saudi sebesar 3,3 miliar poundsterling (Rp 53,7 triliun) sejak 25 Maret 2015 lalu. Inggris memberikan suplai jet tempur jenis Tornado dan Eurofighter Typhoon serta pelatihan pilot untuk Saudi.
(Detik-News/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email