Brosur HTI yang beredar di seluruh Indonesia. Tampak dan Banser GP Ansor Kota Semarang siap membubarkan proyek khilafah HTI. (Foto: DUTA.CO/RIFKI)
Setelah Surabaya, kini giliran Kota Semarang bergolak. Banser dan GP Ansor akan turun jalan, siap menggagalkan aksi khilafah yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dalam brosur HTI yang telah disebar di berbagai tempat, Ahad (9/4/2017) pagi sekitar pukul 06.00 sampai 11.00 wib mereka menggelar aksi ‘Masirah Panji Rasulullah saw’. dengan tema ‘Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Umat’.
Khilafah yang telah menjadi agenda nasional HTI ini, dipandang GP Ansor dan Banser Kota Semarang sebagai ancaman serius terhadap NKRI. Ini bukti otentik, bahwa HTI berupaya makar, menggantikan Pancasila, UUD 1945 dengan Khilafah.
“GP Ansor dan Banser Kota Semarang dengan tegas menolak sistem khilafah di Republik Indonesia. Apa yang dilakukan HTI ini berbahaya, menyesatkan, dan merusak persatuan bangsa, mengancam keutuhan NKRI,” demikian disampaikan dr HM Solkhan dalam Rapat Koordinasi Banser Se-Kota Semarang di Markas Komando Banser Senin (3/4) yang diterima duta.co, Selasa (04/04/2017).
Menurut lelaki yang berprofesi sebagai dokter ini, gagasan khilafah tidak boleh ada di bumi NKRI, baik sekarang maupun selamanya, baik secara organisasi, ajaran, mau pun pola pikir, baik mengatasnamakan Islam maupun mengatasnamakan warga negara.
“Ajaran khilafah itu menyesatkan umat, sumber masalah yang bakal memporak-porankan bangsa dan negara. Karena pengusung khilafah tidak mengakui NKRI dan Pancasila sebagai ideologi serta asas tunggal kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambah Solkhan yang juga Ketua PC GP Ansor Kota Semarang ini.
Hal senada disampaikan Suharmanto, Kepala Satuan Koordinasi Cabang Banser Kota Semarang. Menurut Suharmanto konsep khilafah Hizbut Tahrir itu sangat bertentangan dengan ideologi bangsa. Membiarkan khilafah sama artinya merusak kerukunan dan kenyamanan bangsa Indonesia yang plural ini.
“Maka, demi utuh dan tegaknya NKRI ini, HTI harus dibubarkan dan dikikis habis sampai ke akar-akarnya, pemerintah tidak boleh setengah hati,” katanya di depan anggota GP Ansor dan banser.
Menurut Suhartomo, ada 4 dosa besar HTI terhadap NKRI. Pertama, HTI mengharamkan adanya hormat kepada sang Merah Putih saat upacara-upacara kenegaraan. Ini berarti tidak menerima bendera negara. Kedua, HTI mengharamkan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi bangsa. Ketiga, HTI tidak mau mengakui adanya pemerintahan negara Indonesia, karena mereka menghendaki seluruh dunia dipimpin oleh seorang khalifah. Keempat, memaksakan syariat Islam sebagai ideologi bangsa.
Untuk mengukuhkan hal tersebut, Sekretaris PC GP Ansor Kota Semarang, Rahul Syaiful Bahri menyarankan, agar GP Ansor dan Banser berkoordinasi dengan aparat pemerintah terkait gerakan khilafah ini. Adalah tugas negara untuk mengamankan NKRI dari segala bentuk rongrongan.
“Apabila HTI tetap melaksanakan agenda Masirah Panji Rasulullah Ahad (9/4) mendatang, kami dari GP Ansor dan Banser serta warga nahdliyin Kota Semarang tidak bertanggung jawab jika terjadi gerakan massa yang tidak dapat dibendung,” jelas Ruhul.
Dalam kesempatan tersebut, Drs KH Anasom MHum, Ketua PCNU Kota Semarang juga turut mendesak aparat dan pemerintah Kota Semarang membatalkan acara HTI tersebut. Ini untuk menghindari benturan-benturan massa yang tidak diinginkan, sekaligus menjaga kondusifitas Kota Semarang.
Dosen UIN Walisongo ini, juga menghimbau kepada seluruh warga nahdliyin dan jajaran pengurus NU Kota Semarang untuk bersikap dewasa dalam menyikapi acara tersebut. “Intinya warga nahdliyin tidak ingin ribut, kita jaga betul kenyamanan masyarakat. Tetapi semua pihak juga harus paham, bahwa NKRI bagi kami adalah harga mati,” tegasnya.
(Duta/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email