Siapa sangka, studi terbaru menemukan, perubahan warna rambut atau uban bisa menunjukkan risiko penyakit jantung pada pria.
Tapi jangan panik dulu. Studi yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Society of Cardiology di Malaga, Spanyol ini hanya menyebutkan hubungan antara warna rambut dan risiko jantung--bukan penyebab ataupun efeknya.
Seperti dilansir WebMD, Kamis (13/4/2017), temuan ini merupakan hasil analisis dari 545 pria dewasa berusia 42-64 tahun untuk mengetahui tanda awal masalah jantung dengan perbedaan warna rambut.
"Dalam populasi kami, skor pria beruban dikaitkan dengan tingginya risiko penyakit jantung koroner aterosklerotik," kata penulis studi yang merupakan ahli jantung di Universitas Kairo, di Mesir, Irini Samuel.
Kendati demikian, ia tidak memasukkan wanita dalam studi ini. "Tim hanya fokus pada laki-laki. Terlepas dari usia, mereka semua menjalani tes skrining untuk melihat indikasi penyakit jantung," ujar Irini.
Setelah itu peserta dikelompokkan berdasarkan tingkatan warna rambut, mulai dari rambut hitam asli hingga rambut memutih secara keseluruhan, dengan warna rambut abu-abu di antaranya.
"80 persen dari peserta menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung. Dan mereka yang signifikan memiliki risiko jantung memiliki banyak uban," kata peneliti.
Peneliti mencatat, rambut yang mulai memutih mungkin juga merupakan tanda kondisi seseorang sedang tidak sehat. Kondisi ini termasuk peningkatan risiko peradangan, perubahan hormonal, dan gangguan kemampuan DNA untuk memperbaiki dirinya dalam menajga kekebalan tubuh.
Sementara itu, Irini menyarankan bahwa setiap pasien yang rambutnya mulai beruban untuk melakukan check-up rutin demi mencegah serangan jantung tiba-tiba.
Profesor kardiologi di University of California, Los Angeles, Dr Gregg Fonarow menambahkan, kemungkinan hubungan antara penyakit jantung dan rambut beruban itu sebenarnya pertama kali dilaporkan dalam literatur medis pada 1980-an.
Sejak itu beberapa studi menyarankan bahwa baik pria atau wanita memiliki indikator risiko.
"Sebagian besar tim medis masih fokus pada faktor risiko penyakit jantung, yang berarti perilaku yang pasien dapat berubah. Hal ini termasuk menjaga berat badan, berhenti merokok, dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tekanan darah tinggi dan kolesterol," katanya.
(Web-MD/Liputan-6/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email