Jika kita hidup dengan Al-Qur’an dan mati juga dengan Al-Qur’an maka kelak kita akan dikumpulkan di padang masyhar bersama Al-Qur’an.
Shabestan News Agency, konferensi ke-9 para muballigh wanita yang dilangsungkan di Mushalla Imam Khomeini ra Rabu (19/2017) yang dihadiri oleh para ulama, para staff lembaga waqaf dan juga perwakilan dari departemen kewanitaan kota.
Dalam acara tersebut, Hujjatul Islam Husaini Qomi menjelaskan bahwa hal yang pertama dalam kedudukan tilawah atau membaca Al-Qur’an ialah berkenaan dengan kehidupan Sayyidah Zahra sa.
Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat bahwasanya Ahlul Bayt as selalu mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu 3 hari, oleh karena itu para muballigh wanita dalam setiap tablighnya harus menjelaskan tentang kedudukan membaca Al-Qur’an.
Dan yang kedua ialah berbicara dengan Al-Qur’an Karim. Ia menjelaskan, ketika manusia mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an maka ia dapat berbicara secara Qur’ani, sebagai contoh apa yang termuat dalam khutbah Faddakiyah, Sayyidah Zahra sa membacakan lebihd ari 50 ayat-ayat Al-Qur’an dan juga ucapan beliau menggunakan sanad dari Al-Qur’an.
Dalam hal ini, jika ayat-ayat Al-Qur’an dapat berpengaruh dalam kehidupan sosial maka masyarakat akan sampai pada kemajuan dan juga kedudukan khusus di sisi Ilahi.
Kedudukan yang terakhir ialah jika kita hidup dengan Al-Qur’an dan mati juga dengan Al-Qur’an maka kelak kita akan dikumpulkan di padang masyhar bersama Al-Qur’an dan bahkan setelah kita mati kita akan tetap akrab dengan Al-Qur’an, demikian jelas Hujjatul Islam Husaini Qomi.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email