Pesan Rahbar

Home » » Tawassul Kaum Yahudi

Tawassul Kaum Yahudi

Written By Unknown on Wednesday 5 April 2017 | 00:20:00


Dari Imam Hasan Al-Askari as dalam tafsirnya bahwa Musa as tatkala sampai ke pinggir laut, Allah 'azza wa jalla mewahyukan kepadanya, Katakan kepada bani Israil, perbarui dalam mentauhidkan-Ku, dan rasakan oleh hali-hati kamu dalam mengingat Muhammad yang paling mulia dari hamba-hamba-Ku, dan ulangi atas diri kamu walayah (pemihakkan dan kecintaan) bagi Ali saudara Muhammad dan keluarganya yang baik, dan ucapkanlah: Ya Allah, dengan kedudukan mereka seberangkan kami di atas air ini. Niscaya air akan berubah buat kamu menjadi tanah. Maka Musa berkata kepada mereka yang demikian itu, lalu mereka berkata: Kamu telah datangkan kepada kami apa yang kami tidak suka (berjalan di atas air), bukankah kita lari dari Fir'aun karena takut mati? Sedang kamu nyuruh kami berjalan di atas air dengan kalimat-kalimat ini, kami tidak tahu apa yang bakal terjadi menimpa kami. Maka Kalib bin Yuhanna berkata kepada Musa as dan dia sedang berada di atas tunggangannya---dan adalah jarak teluk itu empat farsakh (kurang lebih 22 km), ‘Wahai Nabi Allah, Apakah Allah telah memerintahkanmu supaya kami mengucapkannya lalu menyeberang di atas air? Beliau berkata, ‘Ya’. Dia berkata, ‘Dan engkau menyuruhku dengannya?’ Beliau berkata, ‘Ya.’ Lalu dia berdiri dan memperbarui atas dirinya dari tauhid kepada Allah, kenabian Muhammad saw dan wilayah Ali dan orang-orang baik dari keluarganya seba-gaima diperintahkannya Kemudian dia berdoa, ‘Ya Allah dengan keagungan mereka seberangkanlah aku di atas permukaan air ini, kemudian dia pacu kudanya hingga berlari di atas air, dan ternyata air itu seperti tanah yang agak lunak hingga dia sampai ke ujung teluk. Kemudian dia kembali lagi dengan memacu kudanya, lalu dia berkata kepada Bani Israil, ‘Wahai Bani Israil, taatilah Musa, doa ini tidak lain melainkan kunci bagi pintu-pintu surga dan penutup bagi pintu-pintu neraka, menurunkan rezeki dan menarik hamba-hamba Allah baik laki-laki maupun perempuan kepada keridoan Al-Muhaimin Al-Khallâq.’ Namun mereka enggan Dan mereka berkata, ‘Kami tidak mau berjalan selain di atas tanah.’ Maka Allah mewahyukan kepada Musa agar memukulkan tongkatnya ke laut dan ucapkanlah: Ya Allah, dengan keagungan Munammad dan keluarganya yang suci niscaya Engkau belah kautan ini. Lalu Musa lakukan, maka terbelahlah lautan dan tampak tanah sampai ke ujung teluk. Maka Musa as berkata, ‘Masuklah.’ Mereka berkata, ‘Tanahnya berlumpur, kami takut terperosok ke dalamnya.’ Maka Allah berfirman, Wahai Musa ucapkanlah: Ya Allah, dengan kehormatan Muhammad dan keluarganya yang baik keringkanlah tanah itu. Maka dia mengucapkannya. Lalu Allah mengirimkan angin Shaba atasnya, maka keringlah tanah tersebut. Dan Musa as berkata, ‘Masuklah kamu kepadanya.’ Mereka berkata, ‘Wahai Nabi Allah, kami ini dua belas kabilah keturunan dari dua belah bapak, jikalau kami masuk, maka masing-masing kabilah akan saling mendahului hingga kami tidak merasa aman dari pertengkaran di antara kami, maka kalaulah bagi setiap kabilah itu ada jalan, tentu kami akan merasa aman dari apa yang kami khawatirkan. Maka Allah perintahkan Musa untuk memukul laut sebanyak jumlah kabilah mereka dua belas pukulan pada dua belas tempat yang berdampingan. Dan dia berkata, ‘Ya Allah, dengan keagu-ngan Muhammad dan keluarganya yang baik tampakkanlah tanah bagi kami dan jauhkanlah air dari kami. Maka sempur-nalah dua belas jalan dan tanah menjadi kering dengan angin shaba. Lalu dia berkata, ‘Masuklah kalian kepadanya.’ Mereka berkata, ‘Setiap golongan dari kami masuk jalan dari jalan-jalan ini, sedang kami tidak tahu apa yang terjadi atas yang lainnya.’ Maka Allah 'azza wa jalla berfirman, Pukul setiap dinding air di antara jalan-jalan itu. Lantas dia memukulkan tongkatnya dan berkata, ‘Ya Allah, dengan keagungan Mu-hammad dan keluarganya yang baik, niscaya Engkau jadikan air ini bertingkat-tingkat hingga sebagian mereka melihat sebagian yang lain. Maka jadilah tingkatan-tingkatan air yang luas yang sebagian mereka bisa melihat sebagian yang lain.

Dan beliau as berkata tentang kisah tobat dari ibadah kepada patung anak sapi dengan pembunuhan sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain, maka tatkala terus-menerus pembunuhan itu pada mereka yang jumlahnya 588.000 orang orang-orang yang tidak beribadah kepada patung anak lembu Allah memberi taufik kepada sebagian mereka. Sebagian dari mereka berkata, ”Dan pembunuhan ini tidak bisa dituntaskan kepada mereka.” Maka dia (Nabi Musa as) berkata, “Bukankah Allah telah menjadikan doa tawassul dengan Muhammad dan keluarganya yang suci as sebagai suatu perkara yang bersamanya tidak hampa tuntutan dan dengannya tidak ditolak permintaan, dan begitulah para nabi dan para rasul ber-tawassul dengan mereka, maka mengapakah kita tidak ber-tawassul? Imam berkata, “Maka mereka berkumpul dan berdoa, ‘Wahai Tuhan kami, dengan kehormatan Muhammad yang sangat mulia, dengan kehormatan Ali yang sangat utama, dengan kehormatan Fathimah yang mempunyai keutamaan dan kesucian, dengan kehormatan Hasan dan Husan dua cucu penghulu para rasul dan dua penghulu pemuda ahli surga semua dan dengan kehormatan keturunan yang baik lagi suci dari keluarga Thaha dan Yasin. Niscaya Engkau ampuni bagi kami akan dosa-dosa kami, Engkau ampuni kejahatan kami, dan Engkau hilangkan pembunuhan dari kami.’ Maka pada waktu itu diserukan kepada Musa dari langit, Bahwa engkau tahan pembunuhan, karena sebagian mereka telah berdoa dengan suatu doa dan bersumpah kepada-Ku dengan suatu sumpah, dan seandainya orang-orang yang beribadah kepada patung anak lembu itu bersumpah atas-Ku dengannya, dan sebagian mereka meminta penjagaan supaya tidak beribadah kepada patung anak lembu itu, niscaya Aku beri mereka taufik dan Aku jaga mereka. Dan kalaulah Iblis bersumpah atas-Ku dengannya, niscaya Aku menunjukinya. Dan seandainya Namrud dan Fir’aun bersumpah atas-Ku dengannya, niscaya Aku selamatkan mereka. Maka Allah mencabut hukuman mati dari mereka. Lalu mereka mulai menyesali, ‘Duhai rugilah kami, dimanakah kami dari doa ini dengan Muhammad dan keluarganya yang suci hingga Allah melindungi kami dari buruknya fitnah ini dan menjaga kami dengan penjagaan yang paling utama.’

Dan beliau as berkata tentang firman-Nya yang maha tinggi, “Dan ketika Musa meminta air untuk kaumnya. Dia berkata, Dan ingatlah wahai Bani Israil ketika Musa meminta air untuk kaumnya dia meminta air minum tatkala kehausan menimpa mereka dalam pengembaraan, dan mereka berteriak manangis kepada Musa seraya berkata, ‘Kita binasa dengan kehausan ini.’ Maka Musa berdoa, ‘Wahai Tuhanku, dengan hak Muhammad Sayyidul Anbiyâ, dengan hak Ali Sayyidul Aushiyâ, dengan hak Fathimah Sayyidatun Nisâ, dengan hak Hasan Sayyidul Auliyâ, dengan hak Husain Afdhalusy Syuhadâ dan dengan hak ‘itrah mereka dan para khalifah mereka Sâdatul Azkiyâ, niscaya Engkau beri minum hamba-hamba-Mu ini.’ Allah yang maha tinggi mewahyukan, Wahai Musa pukulkan tongkatmu kepada batu. Lalu dia memukulkannya dengannya, maka mengalirlah darinya dua belas mata air yang masing-masing golongan dari setiap kabilah dari anak-cucu seorang ayah dari anak-anak Ya’qub mengetahui tempat minumnya sehingga mereka tidak berdesak-desakkan dalam tempat minum mereka.

Dan beliau as berkata tentang firmannya yang maha tinggi, Dan tatkala datang kepada mereka sebuah kitab dari sisi Allah…. Rasulullah saw berkata, ‘Adalah Allah memerintah kaum Yahudi pada zaman Musa dan setelahnya bahwa apabila mereka ditimpa oleh suatu urusan atau ditimpa oleh suatu bencana supaya berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla dengan Muhammad dan keluarganya yang suci, dan meminta tolong dengan mereka, dan mereka melakukan yang demikian itu sehingga orang-orang yahudi dari penduduk Madinah sepuluh tahun sebelum munculnya Mu-hammad Sang Nabi saw, yang dimusuhi kaum Asad dan Ghathafan dan kaum dari kalangan musyrikin, dan mereka bermaksud hendak membinasakan kaum yahudi. Kaum yahudi berusaha menolak kejahatan mereka yang memusuhinya dan yang akan menimpakan bencana kepada mereka dengan meminta pertolongan kepada Tuhannya dengan Muhammad dan keluarganya hingga dalam sebagian waktu, Suku Asad dan Ghathafan dengan jumlah 3000 pasukan bermaksud melakukan penyerangan atas sebagian kaum Yahudi yang ada di sekitar Madinah, kemudian kaum Yahudi menghadapi mereka dengan 300 pasukan penunggang kuda dan mereka berdoa kepada Allah dengan Muhammad dan keluarganya hingga mereka dapat menghalau mereka dan mematahkan serangan mereka. Maka berkatalah suku Asad dan Ghathafan sebagian mereka kepada sebagian yang lain, ‘Mari kita minta bantuan untuk menggempur mereka dengan semua suku, kemudian mereka meminta bantuan dengan semua kabilah, maka terkumpul mereka lebih dari 30.000 ribu pasukan yang hendak menyerang 300 orang (Yahudi) yang ada di desanya, kemudian tentara sekutu menghalau mereka ke dalam ke rumah-rumah mereka, dan mereka putuskan sumber air yang mengalir ke rumah-rumah dan yang masuk ke desa mereka, dan tentara sekutu menahan makanan dari mereka hingga kaum Yahudi meminta keamanan kepada mereka namun tentara sekutu tidak memberikan keamanan bagi mereka, dan bahkan berkata, ‘Tidak, selain kami akan membunuh kalian dan menawan kalian dan merampas kalian.’ Maka berkatalah kaum Yahudi sebagian mereka kepada sebagian yang lain, ‘Apa yang harus kita lakukan? Orang yang paling baik dan yang punya pandangan dari mereka berkata, ‘Bukankah Musa as pernah menyuruh leluhur kaian dan orang-orang setelahnya untuk meminta pertolongan dengan Muhammad dan keluarganya? Bukankah dia telah menyuruh kalian untuk berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla pada saat genting dengan mereka as?’ Mereka berkata, ‘Tentu.’ Mereka berkata, ‘Maka lakukanlah!’ Kemudian beliau as menyebut-kan bahwa mereka meminta minum dengan mereka as lalu Allah beri mereka minum, lalu mereka miminta makan dengan mereka as, lalu Allah beri mereka makan, dan meminta tolong dengan mereka as, lalu Allah yang maha tinggi menolong mereka.

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: