Ibu kota tengah dilanda demam karangan bunga. Fenomena tersebut dimulai saat Balai Kota DKI Jakarta dibanjiri ratusan karangan bunga berisi dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta beserta wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat atau Djarot.
Rupanya, fenomena tersebut memberikan inspirasi tersendiri bagi segelintir pihak untuk menyampaikan pendapatnya.
Seperti sebuah karangan bunga yang dikirimkan dari kelompok atas nama rakyat untuk para wakilnya di Parlemen, yakni Fadli Zon, Setya Novanto dan Fahri Hamzah.
Dari pesan yang disampaikan dirasakan jika si pengirim kecewa akan keputusan para pimpinan DPR menyetujui hak angket kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam hal ini DPR mendesak agar KPK membuka rekaman saat pemeriksaan Miryam S Haryani, mantan anggota Komisi II Fraksi Hanura yang mengetahui persis bagi-bagi duit di kasus e-KTP.
Si pengirim menolak diwakilkan suara mereka di parlemen oleh ketiga pimpinan tersebut.
"Kepada Fadli Zon, Setya Novanto, dan Fahri Hamzah kami berduka cita atas hilangnya hati nurani dan butanya mata hati anda semua dengan disetujuinya hak angket DPR terhadap KPK. Dari kami rakyat yang menolak anda wakili dan berdoa semoga anda tidak terpilih kembali," demikian isi karangan bunga bernada sindiran itu seperti dikutip merdeka.com.
Gayung bersambut. Sindiran kena disasaran.
Fahri Hamzah bergeming. Menanggapi pesan dalam karangan bunga, Politikus PKS ini mengaku akan pensiun dari anggota DPR.
"Insya Allah saya tidak maju lagi, saya sudah capek jadi legislatif," ujar Fahri sambil tersenyum kepada awak media di Gedung DPR, Kamis (4/5).
Fahri juga tak berniat bertarung di Pemilihan Presiden 2019. Sambil bergurau dia juga menyinggung langkah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang memilih memiliki program talkshow setelah tak lagi menjadi Gubernur DKI.
"Kalau yang saya dengar Ahok mau jadi talkshow itu bagus sekali. Saya sendiri punya imajinasi mau jadi talkshow saja di televisi, kalau ada yang mau," katanya sambil bercanda.
Disamping itu, Fahri menilai banjirnya karangan bunga di Balai Kota, Mabes Polri, dan sejumlah Polda di Indonesia sebagai aksi kelanjutan perang antar pendukung di Pilkada DKI yang sebelumnya ramai di media sosial. Dia menuding aksi kiriman bunga dilakukan para pendukung pasangan petahana Ahok- Djarot yang kalah dari pasangan Anies-Sandiaga.
"Saya kira ini adalah ekor dari perang di sosial media karena ada yang merasa kalah dan lalu mereka melakukan gerakan yang sangat disayangkan kalau itu dilakoni oleh satu orang yang banyak uang," tandasnya.
(Merdeka/Info-Teratas/Berbagai-Sumer-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email