Jawaban Ayatullah Ja’far Subhani terhadap sebuah kritikan tentang: “Mengapa sebagian dari kita menamai anak-anak mereka dengan nama semisal “Abdu an-Nabi” (hamba Nabi) atau “Abdu ar-Rasul” (Hamba Rasul)? Bukankah kita adalah hamba Allah?”
Penghambaan dan pengabdian memiliki macam-macam dan bentuk-bentuk yang beraneka ragam. Sebagian penghambaan dan pengabdian itu terkhusus untuk Tuhan, dan sebagian untuk selainnya. Penjelasan lebih rincinya adalah sebagai berikut:
1. Penghambaan takwini, yang mana hal tersebut berhubungan dengan segala bentuk penciptaan, haruslah dinisbahkan hanya kepada Allah semata. Ketika Nabi Isa as berkata: “Aku adalah hamba Allah” dan juga kita sebut nabi Muhammad sebagai Abduhu wa rasuluh (hamba dan utusan-Nya), maka yang kita maksud dari penghambaan disini adalah penghambaan yang bersifat penyembahan dan peribadahan yang konsep ini merupakan kosekwensi dari konsep penciptaan. Dengan kata lain bahwa karena Allah adalah yang menciptakan kita dan kita merupakan makhluk-Nya, bukan makhluk selain-Nya, maka kita wajib untuk menjadi hamba bagi-Nya. Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim:
( إن کلّ من فی السموات والأرض إلاّ آتی الرحمن عبداً ). مریم/ 93
Artinya: ”tak ada sesuatupun di langit maupun di bumi kecuali ia menjdi hamba Allah Sang Maha Pengasih.” (Maryam: 93)
2. Penghambaan secara undang-undang Islam. menurut hukum Islam, apabila kaum muslimin telah memenangkan suatu peperangan dengan kaum kafir, kaum muslimin akan menjadikan sisa musuh yang masih hidup sebagai tawanan perang. Lalu kemudian menjadikan mereka sebagai budak/hamba bagi kaum muslimin.
( وأنکحوا الأیامی منکم و الصالحین من عبادکم و امائکم إن یکونوا فقراء یغنهم الله من فضله... ) . ( نور/ 32)
Maka nikahkanlah para laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki pasangan dari kalian begitu pula dengan para budak laki-laki dan perempuan kalian yang salih, apabila mereka miskin maka Allah akan mengkayakan mereka dengan limpahan-Nya..)
Di dalam ayat ini secara gamblang disebutkan bahwa kaum muslimin memiliki budak/hamba. Penghambaan disini hanyalah sebagai penghambaan secara undang-undang dan relatif.
3. Penghambaan untuk penghormatan. Ini dilakukan kepada mereka yang memiliki hak penghormatan. Amirul Mu’minin Ali as berkata: Barang siapa yang mengajariku satu huruf (satu hal) maka aku menjadi hambanya).
Untuk mengungkapkan rasa cinta dan pentadziman kepada para nabi dan para imam, kaum muslimin menjadikan diri mereka hamba dan budak mereka. Hamba yang dimaksud disini adalah hamba dalam pengertian nomer dua dan tiga di atas. Sebagaimana mereka patuh dan taat kepada Allah swt, mereka juga taat dan patuh kepada para nabi dan imam mereka.
Terlepas dari itu semua, bila kita lihat makna ‘Abd dalam tata bahasa arab, salah satu artinya adalah orang yang patuh kepada orang tertentu. Maka dari itu bila kita terjemahkan kata “Abdurrasul” adalah orang yang patuh kepada Rasul. Begitupun dengan Abdunnabi, Abdul Husain dsb. Al-Qur’an juga menekankan tentang kelaziman manusia untuk taat kepada Allah, Rasul dan ulil amr. Allah berfirman:
( أطیعوا الله وأطیعوا الرسول وأُولی الأمر منکم ). نساء/ 59
(Hajij/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email